iklan banner

Senin, 19 September 2016

TAHLIL FIDA’ 70.000 KALI BENTENG BAGI NERAKA

TAHLIL FIDA’ 70.000 KALI BENTENG BAGI NERAKA
DIFATWAKAN BANYAK ULAMA

Amalan bertahlil dengan ucapan لا اله الا الله sebanyak 70,000 kali telah lama jadi amalan sebahagian ulama kita Ahlus Sunnah wal Jama`ah. Bahkan masyhur di kalangan kita Ahlus Sunnah wal Jama`ah yang 70,000 kali tahlil ini disebut menamakannya sebagai "Tahlil Fida`",

Para ulama kita menganjurkan amalan ini sebagai satu ikhtiar memohon kelepasan dari azab neraka yang sangat pedih itu. Sebahagian ulama menggelar amalan tahlil ini sebagai "al-`ataaqah" yakni pembebasan atau permerdekaan, dengan harapan agar sesiapa yang melaksanakannya dibebaskan atau diberi kemerdekaan daripada api neraka.

Ada juga yang yakni berzikir dengan lafaz tahlil dengan harapan untuk menebuskan diri dari api neraka, Allahumma ajirna minan naari saalimin.

FATWA-FATWA ULAMA :

SAYYID MUHAMMAD HAQQIN NAZILI

وَاَيْضًا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَالَ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ أَحَدًا وَسَبْعِيْنَ اَلْفًا اِشْتَرَى بِهِ نَفْسَهُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ رَوَاهُ اَبُوْ سَعِيْدٍ وَ عَائِشَةٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا وَكَذَا لَوْ فَعَلَهُ لِغَيْرِهِ أَقُوْلُ وَلَعَلَّ هَذَا الْحَدِيْثَ مُسْتَنَدُالسَّادَةِ الصُّوْفِيَّةِ فىِ تَسْمِيَّةِ الذِّكْرِ كَلِمَةَ التَّوْحِيْدِ بِهَذَا اْلعَدَدِ عَتَاقَةً جَلاَلِيَّةً وَاشْتَهَرَتْ فىِ ذَلِكَ حِكَايَةٌ ذَكَرَهَا الشَّيْخُ اْلاَكْبَرُ عَنِ اْلاِمَامِ أَبِي اْلعَبَّاسِ اْلقُطْبِ اْلقَسْطَلاَنِى نَقْلاً عَنِ الشَّيْخِ أَبِي الرَّبِيْعِ الْمَالِكِى دَالَّةً عَلىَ صِدْقِ هَذَا الْخَبَرِ بِطَرِيْقِ اْلكَشْفِ اهـ .
خزينة الاسرار ص: 188

Rosulullah SAW. bersabda : “Barangsiapa yang membaca kalimat Laa Ilaaha Illallah sebanyak 71.000 maka dia telah membeli dirinya sendiri dari Allah Azza wa Jalla”. Hadits riwayat Abu Sa’id dan ‘Aisyah r.a. begitu juga kalau dia melakukan untuk orang lain. Hadits ini adalah sebagai sandaran dasar para Ulama’ Shufi untuk menamakan dzikir dengan kalimat tauhid dengan jumlah hitungan tersebut dengan nama ‘Ataqoh Jalaliyyah. Cerita tentang kebenaran dzikir ini sudah sangat masyhur, diantaranya yang ditutur oleh as-Syaikh al-Akbar dari Imam Abi al-Abbas al-Qutbi al-Qostholani dari Syaikh Abi Robi’ al-Maliki untuk menunjukkan kebenaran hadits ini dengancara mukasyafah. (Kitab Khoziinatul Asoror, hal. 188)

ZAINUDDIN ABDUL AZIZ IBNU ZAINUDDIN AL-MALIBARI

وَحُكِىَ اَيْضًا فِيْهِ عَنِ الشَّيْخِ أَبِي يَزِيْدَ الْقُرْطُبِى قَالَ سَمِعْتُ فِى بَعْضِ اْلأَثاَرِ أَنَّ مَنْ قَالَ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ فِدَآءً مِنَ النَّارِ.
إرشاد العباد ص : 4

Diriwayatkan lagi dari Syaikh Abi Yazid al-Qurtubi berkata : saya mendengar dari sebagian atsar (perkataan Shohabat) “ barangsiapa mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah sebanyak 70.000 kali, maka kalimat tersebut menjadi tebusan baginya dari api neraka (Kitab Irsyaadul ‘Ibaad, hal. 4)

- AMALIAH ABU ZAID AL-QURTHUBI

وَقَالَ أَبُوْ الْعَبَّاسِ أَحْمَدُ الْقَسْطَلَانِي سَمِعْتُ الشَّيْخَ أَبَا عَبْدِ اللهِ الْقُرَشِي يَقُوْلُ سَمِعْتُ أَبَا زَيْدٍ الْقُرْطُبِي يَقُوْلُ فِي بَعْضِ الْآثَارِ أَنَّ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ سَبْعِيْنَ أَلْفَ مَرَّةٍ كَانَتْ فِدَاءَهُ مِنَ النَّارِ، فَعَمِلْتُ ذَلِكَ رَجَاءَ بَرَكَةِ الْوَعْدِ، فَفَعَلْتُ مِنْهَا لِأَهْلِي وَعَمِلْتُ أَعْمَالًا أِدَّخَرْتُهَا لِنَفْسِي (المستطرف في كل فن مستظرف - ج 1 / ص 483 شهاب الدين محمد بن أحمد أبي الفتح الأبشيهي دار الكتب العلمية - بيروت)

Abu al-Abbas Ahmad al-Qasthalani berkata: Saya mendengar Syaikh Abu Abdillah al-Qurasyi berkata: Saya mendengar Abu Zaid al-Qurthubi (473 H) berkata dalam sebagian atsar, bahwa orang yang mengucapkan La ilaha illa Allah 70.000 kali, akan menjadi penebus baginya dari nereka. Saya mengamalkannya mengharap berkah janji. Kemudian saya mengamalkan sebagiannya untuk keluarga saya, dan saya mengamalkan beberapan amalan yang saya investasikan untuk saya sendiri” (Syihabuddin al-Absyihi dalam al-Mustathrif, 1/483)

- WASIAT IBNU AL-‘ARABI:

قال ابْنُ الْعَرَبِيِّ أُوصِيك بِالْمُحَافَظَةِ عَلَى شِرَاءِ نَفْسِك مِنْ اللَّهِ تَعَالَى بِأَنْ تَقُولَ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ سَبْعِينَ أَلْفًا ، فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَعْتِقُك وَيَعْتِقُ مَنْ تَقُولُهَا عَنْهُ مِنْ النَّارِ وَرَدَ بِهِ خَبَرٌ نَبَوِيٌّ . (فيض القدير للمناوي – ج 6 / ص 245 ومنح الجليل شرح مختصر خليل لخليل بن اسحاق – ج 16 / ص 172)

Ibnu al-Arabi berkata: Saya berwasiat kepadamu untuk terus ‘membeli dirimu’ dari Allah (dibebaskan dari siksa) dengan mengucapkan La ilaha illa Allahu, 70.000 kali, maka Allah akan membebaskanmu dan orang yang kau bacakan kalimat tersebut dari neraka, sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadis” (Faidl al-Qadir 6/245 dan Minah al-Jalil, 16/172)

- FATWA AL-QARAFI AL-MALIKI:

قَالَ الرَّهُونِيُّ وَالتَّهْلِيلُ الَّذِي قَالَ فِيهِ الْقَرَافِيُّ يَنْبَغِي أَنْ يُعْمَلَ هُوَ فِدْيَةُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ سَبْعِينَ أَلْفِ مَرَّةٍ حَسْبَمَا ذَكَرَهُ السَّنُوسِيُّ وَغَيْرُهُ هَذَا الَّذِي فَهِمَهُ مِنْهُ الْأَئِمَّةُ (أنوار البروق في أنواع الفروق - ج 6 / ص 105)

ar-Rahuni berkata: Tahlil yang dikatakan oleh al-Qarafi yang dianjurkan untuk diamalkan adalah doa fidyah La ilaha illa Allahu, sebanyak 70.000 kali. Terlebih disebutkan oleh as-Sanusi dan lainnya. Inilah yang difahami oleh para imam” (Anwar al-Buruq 6/105)

- FATWA ASY-SYARWANI ASY-SYAFII:

( قَوْلُهُ لِمَحْضِ الذِّكْرِ ) أَيْ كَالتَّهْلِيلِ سَبْعِينَ أَلْفَ مَرَّةٍ الْمَشْهُورُ بِالْعَتَاقَةِ الصُّغْرَى (حواشي الشرواني على تحفة المحتاج في شرح المنهاج للشرواني – ج 24 / ص 429)

Boleh mengupah orang untuk membaca al-Quran dan membaca dzikir murni) Yakni seperti Tahlil 70.000 kali yang populer dengan ‘pembebasan kecil’.” (Hasyiah ala Tuhfat al-Muhtaj, 24/429)


- FATWA IBNU TAIMIYAH:

وَسُئِلَ عَمَّنْ هَلَّلَ سَبْعِينَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَأَهْدَاهُ لِلْمَيِّتِ يَكُونُ بَرَاءَةً لِلْمَيِّتِ مِنْ النَّارِ حَدِيثٌ صَحِيحٌ ؟ أَمْ لَا ؟ وَإِذَا هَلَّلَ الْإِنْسَانُ وَأَهْدَاهُ إلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إلَيْهِ ثَوَابُهُ أَمْ لَا ؟ الْجَوَابُ فَأَجَابَ : إذَا هَلَّلَ الْإِنْسَانُ هَكَذَا : سَبْعُونَ أَلْفًا أَوْ أَقَلَّ أَوْ أَكْثَرَ . وَأُهْدِيَتْ إلَيْهِ نَفَعَهُ اللَّهُ بِذَلِكَ وَلَيْسَ هَذَا حَدِيثًا صَحِيحًا وَلَا ضَعِيفًا . وَاَللَّهُ أَعْلَمُ . (مجموع فتاوى ابن تيمية – ج 5 / ص 471)

Ibnu Taimiyah ditanya tentang orang yang Tahlil 70.000 kali dan menghadiahkan kepada mayit untuk membebaskannya dari neraka. Apakah ini hadis sahih? Dan jika seseorang membaca Tahlil dan menghadiahkan kepada mayit apakah pahalanya sampai atau tidak? Ibnu Taimiyah menjawab: Jika seseorang membaca Tahlil 70.000 kali, kurang atau lebih dan dihadiahkan kepada mayit, maka Allah akan memberi manfaat kepadanya dengan Tahlil tersebut. Ini bukan hadis sahih dan dlaif” (Majmu’ al-Fatawa 5/471)

Juga telah masyhur dalam kitab - kitab karangan para ulama yang muktabar tentang kisah keberkatan amalan ini. Syaikhul Hadits, Rai-sul Muhadditsin, Hadrat Maulana Muhammad Zakaria al-Kandhalawi rahimahullah dalam karya beliau "Fadilah Dzikir" {himpunan "Fadilat 'Amal”) menukilkan kisah berikut:

Syaikh Abu Yazid al-Qurtubi rahimahullahu ta`ala berkata," Saya dengar bahwa barang siapa yang membaca لا اله الا الله   tujuh puluh ribu kali maka dia akan terselamat daripada api neraka. Setelah mendengar perkara tersebut maka saya telah membaca satu himpunan bacaan yakni tujuh puluh ribu kali untuk isteri saya dan beberapa himpunan bacaan untuk simpanan akhirat saya sendiri.

Seorang anak muda tinggal bertetangga dengan kami. Dia masyhur sebagai seorang yang mempunyai kasyaf. Dikatakan syurga dan neraka juga dapat dilihatnya melalui kasyaf. Saya ragu-ragu mengenai kebenaran berita tersebut. Satu ketika pemuda itu bersama kami dalam (majlis) makan. Dengan tidak semena-mena pemuda itu menjerit dan nafasnya mulai tersengal-sengal berkata, "Ibuku sedang dibakar di dalam neraka, aku dapat melihat keadaannya."

Kata Hadrat Qurtubi rahimahullahu ta`ala, "Aku melihat keadaannya yang sangat gelisah. Saya terfikir bahwa satu himpunan bacaan لا اله الا الله perlu dihadiahkan kepada ibunya. Dengan ini saya dapat mengetahui kebenaran perkara di atas. Maka saya telah menghadiahkan untuk ibunya satu himpunan iaitu tujuh puluh ribu zikir لا اله الا الله daripada simpananku secara diam-diam. Zikir yang saya baca itu sebenarnya tidak diketahui oleh sesiapa pun selain Allah subhanahu wa ta`ala.

Lalu pemuda itu berkata, "Paman, ibuku telah dihindarkan daripada azab neraka." Kata Hadrat Qurtubirahimahullah, "

Aku telah memperoleh dua faedah daripada peristiwa ini. :

PERTAMA, terbukti bagiku keberkatan daripada bacaan tujuh puluh ribu kali لا اله الا الله sebagaimana yang aku dengar (mengenai kelebihan kalimah tersebut).

KEDUA, aku meyakini kebenaran kata-kata pemuda itu."

Peristiwa ini hanya satu daripada kisah - kisah yang kita tidak tahu berapa banyak lagi kisah seumpama itu berlaku dalam kalangan individu umat ini.


Wallahu a’lam.

8 komentar:

  1. Terima kasih infonya. Moga Allah bantu kita banyak berzikir dan bersukur serta beribadah dgn baik.

    BalasHapus
  2. Sangat menarik alhamdulillah ditemukan dengan info ini. Semoga Allah pilih kita untuk terus bertemu dengan sahabat2 yang baik dan salin mengingati kematian

    BalasHapus
  3. Mau tanya sekali baca 70.000.sehari apa bisa di cicil 1 bulan

    BalasHapus
  4. Apakah 71 ribu kali dibacakan di dzikir dalam sehari ya

    BalasHapus
  5. pertanyaan pertanyaan mohon dibalas, trima kasih ilmunya, semoga Alloh SWT membalas amal baik anda, aamiin

    BalasHapus

iklan