iklan banner

Selasa, 13 September 2016

PERUMPAMAAN PEMBACA ALQURAN

PERUMPAMAAN PEMBACA ALQURAN

(ARBAIN NUURUL QUR’AN HADITS NO. 11)


Hadits Imam At Tirmidzi Nomor 2791

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُنْجَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ رِيحُهَا مُرٌّ وَطَعْمُهَا مُرٌّ

MATSALUL MU’MINIL LADZI YAQRO-UL QURAN KAMATSALIL ATRUNJAH RIIKHUHA THOYYIBUN WA TO’MUHAA THOYYIBUN,

WAMATSALUL MU’MINIL LADZI LAA YAQRO-UL QURAN KAMATSALIT TAMROH LAA RIIKHA LAHA WA TO’MUHAA KHULWUN,

WAMATSALUL MUNAAFIQIL LADZI YAQRO-UL QURAN KAMATSALIR ROIKHAANAH RIIKHUHA THOYYIBUN WA TO’MUHAA MURRUN,

WAMATSALUL MUNAAFIQIL LADZI LAA YAQRO-UL QURAN KAMATSALIL KHANDLOLAH RIIKHUHA MURRUN WA TO’MUHAA MURRUN,

dari [Abu Musa Al Asy'ari] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang mu`min yang membaca al-Qur`an seperti buah utrujah, baunya harum dan rasanya enak, sedangkan perumpamaan orang mu`min yang tidak membaca al-Qur`an seperti buah kurma, tidak ada baunya namun rasanya manis, dan perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur`an seperti raihanah (sejenis tanaman), harum baunya tapi pahit rasanya dan perumpamaan munafik yang yang tidak membaca al-Qur`an seperti brotowali, baunya busuk dan rasanya pahit."  

FAEDAH :

Cahaya Alquran (Nur Kalamullah) akan menyinari hati melalui bacaan ataupun hafalan yang tersimpan didalamnya. Rahmat Allah dan barokah alquran akan menumbuhkan kebaikan-kebaikan yang memberi kemanfaatan dan kemaslahatan bagi diri pembacanya maupun orang2 yang ada disekitarnya. Orang beriman akan bertambah kuat nur kesholehannya terpancar dari ahklaq/ budipekertinya yang luhur dan akan disifati sebagai orang yang membawa banyak manfaat bagi sesamanya.

Sebaliknya bila takada bacaan alquran ada diri orang beriman cahaya keshalehannya akan meredup, dengan imannya ia akan terjaga berbuat baik namun, kekuatannya dalam memberi manfaat dan menularkan barokah agama akan juga berkurang.

Alquran akan membawa keberkahan manakala dimasukkan kedalam hati yang penuh ridho dan keikhlasan.

Bagi orang yang memiliki hati yang buruk, tersimpan penyakit hati (takabur, iri, dengki, riya’ bahkan pengingkaran) menjerumuskan dirinya sifat-sifat munafiq, maka Alquran tidak akan membawa kebaikan bagi dirinya bahkan kerugian.

Firman Allah ta’ala

 وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَاراً

Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S. Al Israa’ 17:82)

Orang munafiq mungkin akan terlihat bagus dalam bacaan alqurannya, namun hatinya penuh ketakaburan yang menjauhkan dirinya dari rahmat Allah. Maka perangainyapun tak akan memancarkan cahaya keshalehan, bahkan perilakunyapun hanya akan membawa kemadhorotan / keburukan bagi muslimin. Apalagi orang munafiq yang tak membaca alquran akan disifati sebagai orang yang buruk perangai, ucapan maupun perbuatannya.

Orang beriman senantiasa membaca Alquran meresapi maknanya, senantiasa menghadirkan keagungan Allah dihatinya. Nur kalamullah yang terpancar pada dirinya hendaknya dijaga dengan hati senantiasa ikhas dan ridho, budi pekerti yang mulia, serta senantiasa berbuat kebaikan.

Dengan sebab itu terbukalah cahaya makrifat di atasnya, dadanya menjadi lapang, memancar dari hatinya sumber-sumber hikmah dan pengetahuan, Allah swt akan memberikan berkat pada ilmu dan perbuatannya dan memberikan petunjuk pada setiap perbuatan dan perkataannya.

Wallahu a’lamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan