HUBUNGAN PERSAHABATAN DAN KEKERABATAN MUSLIMIN, AKAN MENGUMPULKAN MEREKA DI DUNIA HINGGA AKHIRAT
(Tafsir Ibnu Katsir Q.S. An Nisaa : 69)
Imam Ibnu Katsir dalam
Kitab Tafsirnya menjelaskan ayat dibawah ini :
Allah Swt. berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ
اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَداءِ
وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيقاً
Dan barang siapa yang
menaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang
yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para siddiqin, orang-orang
yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya. (An-Nisa: 69)
Dengan kata lain, barang
siapa yang mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, serta
meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya
Allah Swt. akan menempatkannya di dalam rumah kehormatan-Nya (yakni surga) dan
menjadikannya berteman dengan para nabi, orang-orang yang kedudukannya di bawah
mereka yaitu para siddiqin, lalu orang-orang yang mati syahid, dan semua kaum
mukmin, yaitu mereka yang saleh lahir dan batinnya.
Kemudian Allah Swt. memuji
mereka melalui firman selanjutnya:
وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Dan mereka itulah teman
yang sebaik-baiknya. (An-Nisa: 69)
Dalam menjelaskan asbabun
nuzul ayat ini diantaranya adalah :
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا ابْنُ حُمَيْدٍ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ
القُمي، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي الْمُغِيرَةِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبير قَالَ:
جَاءَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَهُوَ مَحْزُونٌ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "يا فلان، ما لي أَرَاكَ مَحْزُونًا؟ " قَالَ: يَا نَبِيَّ
اللَّهِ شَيْءٌ فَكَّرْتُ فِيهِ؟ قَالَ: "مَا هُوَ؟ " قَالَ: نَحْنُ
نَغْدُو عَلَيْكَ وَنَرُوحُ، نَنْظُرُ إِلَى وَجْهِكَ وَنُجَالِسُكَ، وَغَدًا
تُرْفَعُ مَعَ النَّبِيِّينَ فَلَا نَصِلُ إِلَيْكَ. فَلَمْ يَرُدَّ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ شَيْئًا، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ
بِهَذِهِ الْآيَةِ: {وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ
أَنْعَم اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ [وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا]} فَبَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَشَّرَهُ.
Ibnu Jarir mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Humaid, telah menceritakan kepada kami Ya'qub
Al-Qummi, dari Ja'far ibnu Abul Mugirah, dari Sa'id ibnu Jubair yang
menceritakan bahwa seorang lelaki dari kalangan Ansar datang menghadap
Rasulullah Saw. dalam keadaan sedih.
Lalu Nabi Saw. bertanya
kepadanya, "Hai Fulan, mengapa kulihat kamu dalam keadaan sedih?" Lelaki
itu menjawab, "Wahai Nabi Allah, ada sesuatu hal yang sedang
kupikirkan." Nabi Saw. bertanya, "Apakah yang sedang kamu pikirkan?"
ia menjawab, "Kami setiap pagi dan petang selalu berangkat menemuimu dan
memandang wajahmu serta duduk satu majelis denganmu, tetapi besok (di hari
akhirat) engkau diangkat bersama para nabi. Maka kami tidak akan dapat sampai
kepadamu lagi."
Nabi Saw. diam, tidak
menjawab sepatah kata pun. Lalu datanglah Malaikat Jibril kepadanya
menyampaikan firman-Nya: Dan barang siapa yang menaati Allah dan
Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi. (An-Nisa: 69), hingga akhir ayat. Maka
Nabi Saw. mengirimkan utusan kepada lelaki tersebut, lalu berita gembira itu
disampaikan kepadanya.
Asar ini telah
diriwayatkan secara mursal dari Masruq, Ikrimah, Amir Asy-Sya'bi, Qatadah, dan
Ar-Rabi' ibnu Anas. Asar ini memiliki sanad yang paling baik.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي
جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ الرَّبِيعِ، قَوْلُهُ: {وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَالرَّسُولَ [فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَم اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ]}
الْآيَةَ، قَالَ: إِنَّ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالُوا: قَدْ عَلِمْنَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُ
فَضْلٌ عَلَى مَنْ آمَنَ بِهِ فِي دَرَجَاتِ الْجَنَّةِ مِمَّنِ اتَّبَعَهُ
وَصَدَّقَهُ، وَكَيْفَ لَهُمْ إِذَا اجْتَمَعُوا فِي الْجَنَّةِ أَنْ يَرَى
بَعْضُهُمْ بَعْضًا؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِي ذَلِكَ -يَعْنِي هَذِهِ
الْآيَةَ-فَقَالَ: يَعْنِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"إِنِ الأعْلَيْنَ يَنْحَدِرُونَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنْهُمْ،
فَيَجْتَمِعُونَ فِي رِيَاضِهَا، فَيَذْكُرُونَ مَا أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ
وَيُثْنُونَ عَلَيْهِ، وَيَنْزِلُ لَهُمْ أَهْلُ الدَّرَجَاتِ فَيَسْعَوْنَ عَلَيْهِمْ
بِمَا يشتهُون وَمَا يَدْعُونَ بِهِ، فَهُمْ فِي رَوْضَةٍ يُحْبَرُونَ
وَيَتَنَعَّمُونَ فِيهِ"
Ibnu Jarir mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Ibnu
Abu Ja'far, dari ayahnya, dari Ar-Rabi' sehubungan dengan firman-Nya: Dan
barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-(Nya). (An-Nisa: 69), hingga akhir
ayat.
Para sahabat Nabi Saw.
mengatakan, "Kami mengetahui bahwa Nabi Saw. mempunyai keutamaan di atas
semua orang yang beriman kepadanya dari kalangan orang-orang yang mengikutinya
dan percaya kepadanya di dalam tingkatan surga nanti. Maka bagaimanakah apabila
mereka berkumpul di dalam surga untuk dapat saling melihat antara sebagian dari
mereka kepada sebagian yang lain?"
Maka Allah menurunkan ayat
ini, dan Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang berada di
tingkatan yang paling tinggi (dari kalangan ahli surga) turun menemui
orang-orang yang menempati tingkatan di bawah mereka, lalu mereka berkumpul di
dalam taman-taman surga dan memperbincangkan perihal nikmat yang telah
diberikan oleh Allah kepada mereka seraya memuji-Nya. Dan orang-orang yang
berada di tingkatan yang tinggi turun menemui mereka (yang berada di tingkatan
paling bawah), lalu membawakan buat mereka semua apa yang diinginkan dan
didambakan oleh mereka. Mereka semuanya berkumpul di dalam suatu taman sambil
bergembira ria dan bersenang-senang di dalamnya.
Hadis ini diriwayatkan
secara marfu' melalui jalur yang lain oleh Abu Bakar ibnu Murdawaih.
-- selesai kutipan --
Silaturahmi
hubungan persahabatan dan kekerabatan sesama muslim akan membawa hubungan yang
langgeng. Berkumpulnya orang-orang beriman yang mengerjakan amal sholeh akan
senantiasa terjaga di dunia, di barzakh sampai di akhirat. Kegembiraan dalam
hubungan antara orang muslim tersebut merupakan karunia dari Allah. Sehingga
ukhuwah islamiah dan silaturahmi hendaknya disyukuri untuk dijaga jangan sampai
terputus.
Semoga
Allah kumpulkan kita saudara muslimin bersama nabi-nabi, para siddiqin,
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh di dunia hingga di akhirat
selamanya. Amiin yaa robbal alamin.
Wallahu
a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar