iklan banner

Senin, 30 Januari 2017

Larangan Mencela Mayyit

LARANGAN MENCELA MAYYIT

وَعَن عَائِشَة رَضِيَ اللهُ عَنهَا قََالَت : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : لَا تَسُبُّوا الأََموَاتِ فَإِنَّهُم قَد أَفضَوا إِلَى مَا قَدَّموا". رواه البخاري.

Dari Aisyah Radiyallahu Anha ia berkata : Rasulullah saw bersabda, "Janganlah kalian mencaci maki mayat, karena mereka telah menemukan apa yang mereka telah lakukan". (HR.Bukhari).

Mencela mayat tak ada gunanya karena mereka telah mendapatkan balasan apa yang mereka lakukan di dunia. Menyerahkan urusannya kepada Allah tidak lagi menggunjingnya apalagi sekedar untuk melampiaskan kekesalan. Kecuali bagi mereka yang telah Allah cela dalam alquran untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia, misalnya Fir’aun laknatullah alaih.

Di dalam kitabnya Usud al-Ghâbah, Ibnu al-Atsîr berkata : “Ketika ‘Ikrimah bin Abu Jahal masuk Islam, banyak orang-orang yang berkata: ’wah!, ini adalah anak musuh Allah, Abu Jahal’. Ucapan ini menyakiti hati ‘Ikrimah karenanya dia mengadukan perihal tersebut kepada Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam, lantas beliau bersabda: “Janganlah kalian mencela ayahnya karena mencela orang yang sudah mati, akan menyakiti orang yang masih hidup (keluarganya)”.

Apalagi terhadap mayat muslimin, hendaknya memperlakukan muslimin dengan ahlak yang baik ketika mereka masih hidup maupun telah meninggal.

Dari Sahabat Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah saw. bersabda:
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

"Mencela seorang mukmin adalah kefasikan, sedang membunuhnya adalah kekafiran," [HR Bukhari: 48, Muslim: 64].

Sikap terbaik seorang muslim ketika mendapati kematian adalah menjadikannya sebagai pelajaran terindah untuk melembutkan hati, menguatkan iman, dan semakin mendekatkan diri kepada Sang khalik. 


Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan