MENGKHUSUSKAN AMALAN DIHARI-HARI TERTENTU DAN MEMBACA
AYAT/ SURAT ALQURAN TERTENTU DIPERBOLEHKAN DALAM SYARIAT
Dikalangan umat telah
lazim membuat amalan (secara sendirian maupun berjamaah) mengambil waktu-waktu
tertentu. Contohnya, majelis dzikir ataupun majelis ilmu pada hari-hari
tertentu, juga malam Jumat diselerenggarakan majelis dzikir dan doa dengan
membaca Surat Yasiin dan beberapa surat2 tertentu lainnya.
Amailah yang dikhususkan
apa hari tertentu atau membaca surat2 tertentu dari alquran bukanlah perkara
yang melanggar syariat. Bahkan dapat disandarkan pada dalil-dalil sebagaimana
berikut :
DALIL YANG PERTAMA TENTANG
MENENTUKAN WAKTU:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِى مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا
وَرَاكِبًا . وَكَانَ عَبْدُ اللهِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا يَفْعَلُهُ (رواه
البخارى رقم 1193 ومسلم رقم 3462)
"Diriwayatkan
dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Saw mendatangi masjid Quba' setiap hari
Sabtu, baik berjalan atau menaiki tunggangan. Dan Abdullah bin Umar
melakukannya." (HR Bukhari No
1193 dan Muslim No 3462)
al-Hafidz Ibnu Hajar yang
diberi gelar Amirul Mu'minin fil Hadis, beristidlal dari hadis di
atas:
وَفِي هَذَا اَلْحَدِيْثِ عَلَى اِخْتِلاَف طُرُقِهِ دَلاَلَةٌ عَلَى
جَوَازِ تَخْصِيْصِ بَعْضِ اْلأَيَّامِ بِبَعْضِ اْلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ
وَالْمُدَاوَمَةِ عَلَى ذَلِكَ (فتح الباري لابن حجر 4 /
ص 197)
"Dalam
hadis ini, dengan bermacam jalur riwayatnya, menunjukkan diperbolehkannya
menentukan sebagian hari tertentu dengan sebagian amal-amal saleh, dan
melakukannya secara terus-menerus."
(Fath al-Bari 4/197)
DALIL KEDUA TENTANG
MENGKHUSUSKAN SURAT TERTENTU :
عَنْ أَنَسٍ - رضى الله عنه - كَانَ رَجُلٌ (كلثوم بن
الهدم) مِنَ الأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِى مَسْجِدِ قُبَاءٍ ، وَكَانَ
كُلَّمَا افْتَتَحَ سُورَةً يَقْرَأُ بِهَا لَهُمْ فِى الصَّلاَةِ مِمَّا يَقْرَأُ
بِهِ افْتَتَحَ بِپ ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهَا ، ثُمَّ
يَقْرَأُ سُورَةً أُخْرَى مَعَهَا ، وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ ،
فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ فَقَالُوا إِنَّكَ تَفْتَتِحُ بِهَذِهِ السُّورَةِ ،
ثُمَّ لاَ تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِأُخْرَى ، فَإِمَّا أَنْ
تَقْرَأَ بِهَا وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِأُخْرَى . فَقَالَ مَا أَنَا
بِتَارِكِهَا ، إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِذَلِكَ فَعَلْتُ ، وَإِنْ
كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ . وَكَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْ أَفْضَلِهِمْ ،
وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ ، فَلَمَّا أَتَاهُمُ النَّبِىُّ - صلى الله
عليه وسلم - أَخْبَرُوهُ الْخَبَرَ فَقَالَ « يَا فُلاَنُ مَا يَمْنَعُكَ أَنْ
تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ وَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى لُزُومِ هَذِهِ
السُّورَةِ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ » . فَقَالَ إِنِّى أُحِبُّهَا . فَقَالَ « حُبُّكَ
إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ » (رواه البخاري 774)
“Ada
seorang sahabat bernama Kaltsul bin Hadm yang setiap salat membaca
surat al-Ikhlas. Rasulullah Saw bertanya: "Apa yang membuatmu
terus-menerus membaca surat al-Ikhlas ini setiap rakaat?". Kaltsul bin
Hadm menjawab: "Saya senang dengan al-Ikhlas". Rasulullah bersabda:
"Kesenanganmu pada surat itu memasukkanmu ke dalam surga." (HR al-Bukhari No 774)
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:
وَفِيهِ دَلِيلٌ عَلَى جَوَازِ تَخْصِيصِ بَعْضِ الْقُرْآنِ بِمَيْلِ
النَّفْسِ إِلَيْهِ وَالِاسْتِكْثَارِ مِنْهُ وَلَا يُعَدُّ ذَلِكَ هِجْرَانًا
لِغَيْرِهِ (فتح الباري لابن حجر ج 3 / ص150)
"Hadis
ini adalah dalil diperbolehkannya menentukan membaca sebagian al-Quran
berdasarkan kemauannya dan memperbanyak bacaan tersebut. Dan hal ini bukanlah
pembiaran pada surat yang lain."
(Fathul Bari III/105)
Berdasarkan hadis-hadis
sahih dan ulama ahli hadis, maka mengkhususkan bacaan alquran tertentu dan
membuat amalan pada hari tertentu hukumnya diperbolehkan.
Wallahua’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar