KEUTAMAAN
MENDOAKAN SAUDARA MUSLIM
BAIK YANG
MASIH HIDUP MAUPUN YANG SUDAH MENINGGAL
Diantara
keutamaan buah keimanan seorang muslim akan nampak pada segi amalan
lahiriyah-nya. Mereka sangat bersemangat
untuk bisa memberikan kemanfaatan kepada saudaranya sesama muslim, baik yang
masih hidup maupun yang sudah meninggak. Bantuan berbentuk pengajaran ilmu yang
bermanfaat atau bantuan yang berupa materi atau paling tidak ia akan mendoakan
kebaikan padanya. Sebagaimana perilaku para sahabat dari kalangan Muhajirin dan
Anshor, sehingga Allah puji akhlak sahabat tersebut dengan diabadikan dalam
Alquran, yaitu :
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa:
“Wahai
Rabb Kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami telah beriman lebih dahulu
dari kami dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian terhadap orang-orang yang
beriman (berada) dalam hati kami. Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr: 10)
Para ulama menafsirkan
ayat tersebut, bahwa doa ini (ayat ini) mencakup segenap kaum mukminin yang
terdahulu baik dari kalangan shahabat maupun kaum mukminin yang hidup sebelum
masa shahabat, dan juga kaum mukminin yang datang setelah para shahabat.
Jadi doa mereka mencakup
semua kaum mukminin. Mereka mendoakan bagi saudaranya sesama mukmin dengan
kebaikan dalam keadaan saudaranya tersebut tidak hadir di hadapannya dan tanpa
sepengetahuannya. Inilah yang diistilahkan oleh para ulama dalam kitab-kitabnya
dengan AD-DU’A-U BIDLOHRIL GHOIB (اَلدُّعَاءُ بِظَهْرِ الْغَيْبِ), yaitu : doa yang dilakukan
tanpa kehadiran orang yang didoakan dan juga tanpa sepengetahuannya.
Imam Muslim meletakkan
beberapa hadits dalam masalah ini dalam kitab Shohih-nya yang kemudian diberi
judul oleh Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i: “Keutamaan doa untuk kaum muslimin
dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran mereka.”
Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits dari shahabiyah Ummud Darda’:
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ
مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ
بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa
seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir di hadapannya
adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk oleh
Allah. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat
tersebut berkata (kepadanya): “Ya Allah, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga
(mendapatkan balasan) yang semisalnya.” (HR. Muslim)
Al-Imam An-Nawawi
menjelaskan hadits diatas dalam kitabnya, Al-Minhaj, dengan mengatakan, “Makna BIDLOHRIL GHOIB ( بِظَهْرِ الْغَيْبِ)adalah
tanpa kehadiran orang yang didoakan di hadapannya dan tanpa sepengetahuannya.
Amalan yang seperti ini benar-benar menunjukkan di dalam keikhlasannya.
Sejalan dengan ayat diatas
bahwa mendoakan saudara muslim tanpa kehadirannya, baik ketidak hadiran secara
fisik karena berlainan tempat didunia maupun yang didoakan telah meninggal
dunia, memiliki keutamaan yang sangat besar. Diantara keutamaan mendoakan
saudara muslim lainnya adalah :
hadits sahabat Ubadah bin
al-Shamit radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu wa sallam bersabda :
مَنِ اسْتَغْفَرَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ كَتَبََ اللهُ لَهُ
بِكُلِّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ حَسَنَةً
Barangsiapa yang
memohonkan ampunan bagi orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, maka
Allah akan mencatat baginya dengan setiap orang yang beriman, laki-laki dan
perempuan, sebagai satu pahala kebaikan.
Hadits shahih riwayat
al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir juz 19 [909] dan Musnad al-Syamiyyin
[2155]. Al-Hafizh al-Haitsami berkata dalam Majma’ al-Zawaid juz 10 hlm 210,
sanad hadits ini jayyid (istimewa).
Sahabat Abu Hurairah
radhiyallaahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ مَالٌ يَتَصَدَّقُ بِهِ فَلْيَسْتَغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِينَ فَإِنَّهُ صَدَقَةٌ
Barangsiapa yang tidak
memiliki harta yang dapat ia sedekahkan, maka hendaklah memohonkan ampunan bagi
orang-orang yang beriman, karena sesungguhnya hal tersebut adalah sedekah.
Hadits hasan riwayat
al-Thabarani dalam kitab al-Du’a’ [1849] dan al-Mu’jam al-Ausath [2693].
Hadits-hadits di atas menganjurkan agar kita senantiasa
mendoakan ampunan kepada Allah bagi saudara-saudara kita kaum beriman,
laki-laki maupun perempuan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Karena dengan doa tersebut, kita akan mendapatkan pahala sebanyak orang-orang
yang beriman dan akan dicatat sebagai sedekah kita kepada mereka, serta di
amini oleh malaikat. Mari kita saling mendoakan, agar Allah mengampuni kita dan
saudara-saudara kita kaum beriman, laki-laki dan perempuan baik yang masih
hidup maupu yang sudah meninggal . Jangan lupakan setiap kali berdoa terutama
doa selepas sholat.
AUDZUBILLAHI
MINASYAITHONIRROJIM
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
HAMDAN SYAKIRIN, HAMDAN NA’IMIN, HAMDAN YU’AFI NIAMAHU
WAYUKAFI MAZIDAH. YA RABBANA LAKAL HAMDU KAMA YAMBAGHI LILJALALI
WA’ADZIMI SULTHONIK.
Ya Allah ya Tuhan kami,
segala puji untukMu, pemelihara alam semesta. Segala puji atas karunia dan
kenikmatan yang Engkau limpahkan kepada kami. Segala puji atas keagunganMu,
segala puji atas kemuliaanMu dan kekuasaanMu.
ALLOOHUMMA SHALLI WA SHALLIM 'ALAA SAYYIDINAA
MUHAMMAD, WA'ALAA AALI SAYIIDINAA MUHAMMAD
Limpahkanlah shalawat dan
salam kepaa junjungan kami nabi muhammad saw dan para pengikutnya sampai di
akhir zaman.
ALLAHUMMAGHFIRLI WALIWALIDAYYA
WARHAMHUMA KAMA RABBAYANI SHAGHIRA.
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah kami,
ampunilah kedua orang tua kami, Kasih sayangilah kedua orang tua kami
sebagaimana mereka telah menyayangi kami waktu masih kecil.
ALLAHUMMAGHFIR LIL MUSLIMINA WAL
MUSLIMAT, WAL MU’MININA MAL MU’MINAT, AL AHYAAI MINUM WAL AMWAT, INNAKA ‘ALA
KULLI SYAI’IN QADIR.
ampunilah saudara-saudara kami, kerabat,
musllimin muslimat, mu’minim mu’minat baik yang masih ada maupun yang telah
wafat.
ROBBANAGHFIRLANA WA LI-IKHWAANINAL LADZINA SABAQUUNA
BIL IIMAN WA LAA TAJ’AL FII QULUUBINA GHILLA LILLADZIINA AAMANU ROBBANA INNAKA
ROUFUR ROKHIIM
Wahai Rabb Kami, ampunilah
kami dan saudara-saudara kami telah beriman lebih dahulu dari kami dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian terhadap orang-orang yang beriman
(berada) dalam hati kami. Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun
lagi Maha Penyayang.
WA SHALLI, ALLOOHUMMA, ‘ALAA ‘IBAADIKA WA RASUULIKA
SAYYIDINAA WA MAULAANAA MUHAM-MADIN WA ‘ALAA AALIHII WA SHAHBIHII
WA SALLIM. WAR-ZUQNAA KAMAALAL MUTAABA’ATI LAHUU ZHOOHI-RON WA BAATHINAN FII
‘AAFIYATIN WA SALAAMATIN, BIROHMATIKA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN.
Limpahkanlah rahmat ta’zhim dan kesejahteraan, Ya
Allah, kepada hamba dan Rasul-Mu, junjungan dan tuan kami, Muhammad, beserta
keluarga dan sahabatnya. Berilah kami kesempurnaan mengikuti beliau secara
lahir dan batin, dalam keadaan sehat dan selamat, berkat rahmat-Mu,
wahai Yang Maha Penyayang dari sekalian penyayang.
SUBHAANA ROBBIKA ROBBIL 'IZZATI 'AMMAA YASHIFUUN,
WASALAAMUN 'ALAL MURSALIINA WALHAMDU LILLAAHI ROBBIL 'AALAMIIN.
Masa suci Tuhanmu, Tuhan
pemilik kemuliaan, dari sifat-sifat yang mereka (musuh-musuhNya) berikan.
Keselamatan selalu tertuju kepada Rasul, dan segala puji bagi Allah penguasa
alam semesta.
AL-FAATIHAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar