BAHAYA MEMAHAMI
ALQURAN HANYA MENGANDALKAN LOGIKA SENDIRI TANPA ILMU
Pentingnya belajar alquran berguru tidak hanya
mengandalkan membaca alquran terjemahaan adalah supaya tidak salah memaknai /
memahami alquran dengan logika kita sendiri, serta terkena ancaman Nabi
Shollallahu alaihi wasallam dalam hadits dibawah ini.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِغَيْرِ عِلْمٍ
فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
dari [Ibnu Abbas]
radliallahu 'anhuma, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Barangsiapa berkata tentang al-Qur'an tanpa ilmu, maka
bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka." (HR. Tirmidzi, hadits ini
hasan shahih.)
عَنْ جُنْدَبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَأَصَابَ
فَقَدْ أَخْطَأَ
dari [Jundub bin Abdullah]
ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
mengatakan tentang Al Qur`an dengan pendapatnya, maka dia tetap salah walaupun
pendapatnya benar." (HR. Tirmidzi)
Imam Tirmidzi menjelaskan
hadits diatas :
telah diriwayatkan dari
sebagian ulama dari para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang
lainnya, bahwa mereka memperketat dalam masalah ini, yaitu tentang menafsirkan
Al Qur`an tanpa Ilmu,
adapun yang diriwayatkan
dari Mujahid, Qatadah dan lainnya dari para ulama, bahwa mereka menafsirkan Al
Qur`an bukan karena prasangka yang ada pada mereka, kemudian mereka mengatakan
tentang Al Qur`an atau menafsirkannya tanpa dasar ilmu atau dari diri mereka,
telah diriwayatkan dari
mereka, mengenai dalil yang menunjukkan atas apa yang kami katakana, bahwa
mereka tidak mengatakan tentang Al Qur`an dari diri mereka tanpa dasar ilmu.
Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Mahdi Al Bashri telah mengabarkan
kepada kami Abdurrazzaq dari Ma'mar dari Qatadah ia berkata; "Tidak ada
satu ayat pun dari Al Qur`an kecuali aku telah mendengar apa yang terkandung di
dalamnya."
Telah menceritakan kepada
kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari Al
A'masy ia berkata; Mujahid berkata; "Seandainya aku membaca dengan bacaan
Ibnu Mas'ud, maka aku tidak perlu lagi bertanya kepada Ibnu Abbas tentang
banyak hal dari Al Qur`an, sebagaimana yang saya tanyakan."
---- SELESAI KUTIPAN----
Para sahabat dalam
memahami alquran beliau saling berguru dari ahlinya, yaitu sahabat ahli alquran
yang mendapat pengajaran langsung dari Rosulallah shallallahu alaihi wasallam.
Ibnu Katsir mengatakan, “Menafsirkan Al Qur’an dengan
logika semata, hukumnya haram.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 1: 11).
Masruq berkata,
اتقوا التفسير، فإنما هو الرواية عن الله
“Hati-hati
dalam menafsirkan (ayat Al Qur’an) karena tafsir adalah riwayat dari Allah.”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 1: 16. Disebutkan oleh Abu ‘Ubaid dalam Al Fadhoil
dengan sanad yang shahih)
Asy Sya’bi mengatakan,
والله ما من آية إلا وقد سألت عنها، ولكنها الرواية عن الله عز وجل
“Demi
Allah, tidaklah satu pun melainkan telah kutanyakan, namun (berhati-hatilah
dalam menafsirkan ayat Al Qur’an), karena ayat tersebut adalah riwayat dari
Allah.” (Idem. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, sanadnya shahih).
Ibrahim An Nakho’i berkata,
كان أصحابنا يتقون التفسير ويهابونه
“Para
sahabat kami begitu takut ketika menafsirkan suatu ayat, kami ditakut-takuti
ketika menafsirkan.” (Idem. Diriwayatkan oleh Abu ‘Ubaid dalam Al Fadhoil, Ibnu
Abi Syaibah dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, sanadnya shahih).
Maka agar kita selamat
dalam mengambil pelajaran terhadap Al quran. Serta menjadikan pemahaman terhadap alquran menjadi
sandaran dalam kehidupan beragama kita. Kita harus belajar dari ahlinya yaitu
para mufassirin / ulama ahli tafsir. Tidak hanya cukup menggunakan terjemahan
(depag) dalam memahami / memaknai alquran.
Maka kembalilah kepada para ulama sebagai tempat rujukan
memahami alquran, sebagaimana perintah Allah
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“maka bertanyalah kamu kepada ahli dzikir (ulama) jika
kamu tidak mengetahui” (an-Nahl: 43).
Semboyan : “AYO NGAJIII”
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar