JANGAN HENTIKAN AMALAN
DZIKRULLAH KARENA DIANGGAP GILA ATUPUN PAMER (RIYA’)
Imam Ibnu katsir dalam
kitab tafsirnya menukil hadits dibawah ini :
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا سُرَيج، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ قَالَ: أَنَّ دَرّاجا أَبَا السَّمْحِ حَدَّثَهُ،
عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أَكْثِرُوا ذِكْرَ اللَّهِ حَتَّى
يَقُولُوا: مَجْنُونٌ."
Imam Ahmad mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Syuraij, telah menceritakan kepada kami Ibnu
Wahb, dari Amr ibnul Haris yang menceritakan bahwa Darij alias Abus Samah
pernah menceritakan hadis berikut dari Abul Haisam, dari Abu Sa’id Al-Khudri
r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Berzikirlah
menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya hingga mereka mengatakan bahwa (kalian)
tergila-gila.
قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ،
حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بْنُ مُكرم العَمِّي، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ سُفْيَانَ
الجَحْدَرِي، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ أَبِي
ثُبَيت الرَّاسِبِيِّ، عَنِ أَبِي الْجَوْزَاءِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اذْكُرُوا اللَّهَ
ذِكْرًا كَثِيرًا [حَتَّى] يقول الْمُنَافِقُونَ: تُرَاءُونَ."
Imam Tabrani mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada
kami Uqbah ibnu Makram yang tuna netra, telah menceritakan kepada kami Sa'id
ibnu Safin Al-Juhdari, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Abu Ja'far,
dari Uqbah ibnu Abu Syabib Ar-Rasi, dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas r.a. yang
menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Berzikirlah kepada Allah
dengan sebenar-benarnya hingga orang-orang munafik mengatakan bahwa
sesungguhnya kalian pamer.
FAEDAH :
Syetan tidak rela bila
melihat orang berdzikir pada Allah, dan akan berusaha menanamkan was-was dalam
hatinya. Bahkan melalui orang yang ada penyakit dihatinya, mereka akan mengejek
(menganggap rendah bahkan salah) orang yang beramal dzikrulah dengan sebutan
Pamer (riya’) bahkan gila ataupun sesat. Padahal merekalah yang sebenarnya
sedang ditipu oleh setan dengan kedengkiannya terhadap ahli dzikir.
Berdasarkan hadits diatas,
walaupun orang-orang munafik ataupun orang-orang jahil mengejek para ahli
dzikir dengan sebutan riya’ (pamer) dan gila, hendaknya jangan sampai
meninggalkan amalan yang berharga ini, bahkan sebaliknya diperbanyak dan dijaga
dengan istiqomah.
Dzikir yang banyak
merupakan perintah Allah, dzikrullah tak terbatas waktunya dan tidak ada orang
berakal yang memiliki penghalang (udzur) untuk mengamalkannya.
Kita dianjurkan berdzikir
sebanyak-banyaknya semampunya, jangan sampai dikurangi. Meninggalkan dzikrullah
hanya karena dikatakan gila ataupun pamer (riya’) adalah kerugian bagi kita.
Ulama ahli dzikir menuliskan hal tersebut juga merupakan salah satu tipudaya
syetan. Yakni pada mulanya akan ditanamkan was-was dalam benak pikirannya, “
jika akau berdzikir nanti akan terlihat oleh fulan, dan ia akan bilang
begini-begitu, sehingga syetan dengan tipudayanya berhasil menghambat amalan
dzikir kita.
Hendaknya kita menjaga keikhlasan
hati kita serta tawajuh terhadap keagungan Allah, dalam keadaan bersendirian
maupun terlihat oleh orang lain dalam berdzikir, tidak terpengaruh oleh
lingkungan sekitar. Dengan menumbuhkan sifat ihsan merasa dalam pengawasan
Allah dalam kesendirian maupun keramaian.
Maulanya Muhammad zakariya
al kandahlawi menyebutkan dalam Fadhilah dzikir, ulama mengajarkan, “ MENINGGALKAN
SUATU AMALAN KARENA TAKUT DILIHAT OLEH ORANG LAIN ADALAH RIYA’ , DAN BERAMAL
DENGAN NIYAT AGAR DILIHAT ORANG LAIN ADALAH SYIRIK”
Wallahu a’lamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar