SIKAP NABI TERHADAP NON MUSLIM
Allah Ta’ala memerintahkan Nabi untuk memberikan perlindungan
kepada orang kafir yang meminta perlindungan kepada beliau.
وَإِنْ أَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى
يَسْمَعَ كَلاَمَ اللّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ
لاَّ يَعْلَمُونَ
“Dan jika seorang diantara orang-orang
musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia
sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman
baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.”
(QS: At-Taubah [9]: 6).
Memaparkan ayat tersebut Ibn Katsir menulis bahwa ayat tersebut menjadi acuan Nabi dalam memperlakukan orang kafir atau musyrik yang ingin mendapatkan perlindungan, entah statusnya sebagai orang yang ingin bertanya ataupun sebagai utusan dari orang-orang kafir.
Hal itulah yang dilakukan serombongan kafir Quraisy yang
terdiri dari ‘Urwah bin Mas’ud, Mukriz bin Hafsh, Suhail bin ‘Amr dan
lain-lain. Satu persatu dari orang-orang musyrik itu menghadap Nabi memaparkan
permasalahannya, sehingga mereka mengetahui bagaimana kaum Muslimin
mengagungkan Nabi.
“Sebuah pemandangan mengagumkan yang tidak mereka jumpai
pada diri raja-raja di masa itu. Mereka pulang kepada kaumnya dengan membawa
berita tersebut. Peristiwa ini dan peristiwa semisalnya merupakan faktor
terbesar masuknya sebagian besar mereka ke dalam agama Islam,” tulis Ibn
Katsir.
Dan, seperti terdorongnya orang kafir masuk Islam
tersebut, begitulah yang terjadi pada kategori pertama dan kedua dalam bahasan
akhlak Nabi terhadap orang kafir. Akhlak Nabi adalah dakwah sejati, yang
penerapannya bisa menggugah hati mendapat hidayah Ilahi.
Nabi bersabda, “Tiada sesuatu yang lebih berat dalam
timbangan (amal) seorang mukmin pada hari Kiamat melebihi akhlak baik.
Sesungguhnya, Allah membenci perkataan keji lagi jorok.” (HR.
Tirmidzi).
Dengan demikian, tenang dan santunlah kepada siapapun,
termasuk kepada orang kafir. Kecuali orang kafir yang sudah mengancam jiwa dan
bermaksud buruk terhadap agama kita, maka bersikap tegas terhadapnya adalah
respon yang paling tepat untuk diberikan.
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar