RUGI BESAR TAK MEMANFAATKAN WAKTU UNTUK BERDZIKIR
Sebuah hadits yang
dikeluarkan Imam Thabrani dan Baihaqi :
عَنْ مُعَاذِ بِنْ جَبَلٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ : لَيْسَ يَتَحَسَّرُ أَهْلِ الْجَنَّةِ اِلَّا
عَلَى سَاعَةٍ مَرَّتْ بِهِمْ لَمْ يَذْكُرُوا اللّهَ تَعَا لَى فِيْهَ
( اخرجه الطبرني و البيهقي )
Dari Muadz bin jabal
rodhiyallahu ‘anhu, bersabda Rosulullah shallallahu alaihi wasallam : “ Ahli
surga tidak akan menyesal apapun (segala sesuatu di dunia) kecuali waktu yang
mereka lalai tanpa dzikrullah di dalamnya. “
FAEDAH :
Waktu berjalan seiring
umur manusia, tidak bisa mengulangi kembali waktu yang terlewat. Bila waktu
terbuang percuma bahkan melakukan maksiat maka kerugian dan penyesalan yang
didapat nantinya. Sebaliknya bila waktu dilewati dengan laku berbuat amal
sholeh maka kegembiraan nantinya yang akan didapatkan.
Penduduk surga adalah
mereka yang mendapat ridho dan balasan Allah atas iman dan perbuatan baiknya
(amal sholeh) ketika hidup didunia. Salah satu amal sholeh yang sangat besar
pahala dan balasannya kelak di akhirat adalah dzikrullah. Setelah manusia
memasuki surga, maka baru diketahu bahwa dengan menyebut sekali saja asma
Allah, berlipat sangat besar pahalanya bahkan digambarkan sebesar gunung,
apalagi menyebut asma NYA dengan bilangan yang banyak.
Pada saat itulah manusia
aka merasa sangat rugi dan menyesal atas kehilangan/terlewatnya waktunya di
dunia yang tidak digunakannya untuk dzikrullah. Sedangkan mereka yang
melewatkan waktunya dengan menyibukkan diri untuk dzikrullah akan mendapatkan
keberuntungan yang sangat besar sehingga mereka bersuka cita di dalam Surga
NYA.
Didalam kitab Al-Munabbihat,
Imam Ibnu Hajjar Rahmatullah alaih menuliskan bahwa Yahya bin Muadz Razi
Rahmatullah alaih selalu berkata dalam doanya :
“ Wahai Rabb ku, malam
tiada terasa indah tanpa munajat kepada MU.
Dan siang tiada terasa
indah tanpa ketaatan kepada MU.
Dan dunia tiada terasa
indah kecuali berdzikir kepada MU.
Dan akhirat tiada terasa
nikmat kecuali dengan ampunan MU.
Dan surga tiada terasa
nikmat kecuali memandang ‘wajah’ MU.”
Bagi yang memahami hakekat
keutamaan dan nikmatnya dzikrullah di setiap saat tentunya, tak akan melewatkan
waktunya untuk mengisinya dengan dzikrullah. Sebelum datang penyesalan kelak di
akhirat, bahwa sesungguhnya alangkah rugi dan kehilangan atas waktu yang dia
lewatkan dengan meninggalkan dzikrullah.
Maka pentingnya Riyadhoh
(melatih diri) dengan dzikir yang banyak, sehingga tak terasa latihan kita
tersebut akan membiasakan diri kita untuk mengisi waktu-waktu kita untuk
melakukan amal dzikrullah.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar