AHLI KUBUR MENGETAHUI
KALO DIZIARAHI
Ulama al-Azhar pernah
ditanya tentang apakah benar bahwa Rasulullah pernah berdialog dengan orang
yang sudah mati? Syaikh Athiyah selaku mufti al-Azhar menjawab:
فتاوى الأزهر - (ج 8 / ص 349)
ثَبَتَ أَنَّ الرَّسُوْلَ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَادَى قَتْلَى الْمُشْرِكِيْنَ فِى بَدْرٍ
بَعْدَ إِلْقَائِهِمْ فِى الْقَلِيْبِ - الْبِئْرِ- فَقَالَ "هَلْ وَجَدْتُمْ
مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا ... " قَالَ عُمَرُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا
تُخَاطِبُ مِنْ أَقْوَامٍ جَيَّفُوْا- صَارُوْا جَيْفًا- فَقَالَ "وَالًّذِى
بَعَثَنِى بِاْلحَقِّ مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ مِنْهُمْ لِمَا أَقُوْلُ ،
وَلَكِنَّهُمْ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ جَوَابًا" رواه البخارى ومسلم
. وَجَاءَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلًّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرَّعَ
لِأُمَّتِهِ السَّلَامَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ"السَّلَامُ عَلَيْكُمْ
دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ " وَهَذَا خِطَابٌ لِمَنْ يَسْمَعُ وَيَعْقِلُ،
وَالسَّلَفُ مُجْمِعُوْنَ عَلَى ذَلِكَ . رَوَاهُ النَّسَائِى وَابْنُ مَاجَهْ
. فَسَمَاعُ الْمَوْتَى لِكَلَامِ الْأَحْيَاءِ ثَابِتٌ
“Telah
disebutkan dalam riwayat sahih bahwa Rasulullah menyeru kepada orang-orang
Musyrik yang tewas dalam perang Badar setelah dimasukkan ke sumur Qalib, Nabi
bertanya: “Apakah telah kalian temukan apa yang dijanjikan oleh Tuhan kalian
sebagai kebenaran..” Umar bertanya: “Wahai Rasul, engkau berbicara dengan kaum
yang telah menjadi bangkai” Nabi bersabda: “Demi Allah yang telah mengutusku
dengan kebenaran, kalian tidaklah lebih mendengar dari mereka terhadap apa yang
aku ucapkan. Tetapi mereka tak mampu menjawab” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah juga mensyariatkan kepada umatnya untuk mengucap salam kepada ahli kubur: “Salam bagi kalian, perkampungan kaum mukmin” Ini adalah bentuk percakapan terhadap orang yang mendengar dan berakal. Ulama Salaf telah sepakat tentang hal ini (HR al-Nasai dan Ibnu Majah)
Dengan demikian, orang
mati bisa mendengar ucapan orang yang masih hidup memiliki dalil yang kuat (Fatawa al-Azhar, 8/349)
Menurut Ibnu Katsir,
ketika menafsiri firman Allah yang artinya: “Dan katakanlah: "Ber-amal-lah
kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat amalmu
itu, …". (at-Taubah: 105). Beliau menegaskan bahwa amal orang yang masih
hidup akan diberitahukan kepada kerabat dan kawannya yang telah wafat, dengan
mengutip hadis berikut:
قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ أَعْمَالَكُمْ تُعْرَضُ
عَلَى أَقَارِبِكُمْ وَعَشَائِرِكُمْ مِنَ الأَمْوَاتِ فَإِنْ كَانَ خَيْراً
اسْتَبْشَرُوا بِهِ وَإِنْ كَانَ غَيْرَ ذَلِكَ قَالُوا اللَّهُمَّ لاَ تُمِتْهُمْ
حَتَّى تَهْدِيَهُمْ كَمَا هَدَيْتَنَا » (رواه أحمد والطياليسي)
Sabda Nabi: “Sungguh
amal kalian diberitahukan kepada keluarga dan kawan yang sudah mati.
Jika mereka melihat yang baik maka bahagia, jika melihat yang buruk mereka
berdoa:“Ya Allah, Jangan matikan mereka hingga Engkau beri hidayah mereka
seperti kami” (HR Ahmad dan
al-Thayalisi)
Beberapa hadits yang
menunjukkan ahli kubur mengetahui amalan orang yang menziarahinya, diantaranya
:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَوْفٍ حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا
حَيْوَةُ عَنْ أَبِي صَخْرٍ حُمَيْدِ بْنِ زِيَادٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ قُسَيْطٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلَّا رَدَّ
اللَّهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ
Telah menceritakan kepada
kami [Muhammad bin 'Auf], telah menceritakan kepada kami [Al Muqri`], telah
menceritakan kepada kami [Haiwah], dari [Abu Shakhr Humaid bin Ziyad] dari [Yazid
bin Abdullah bin Qusaith] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berkata: "Tidaklah seseorang memberikan salam kepadaku
melainkan Allah akan mengembalikan nyawaku hingga aku membalas salamnya.“ (HR.
Imam Abu Dawud Hadits No. 1745)
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ قَتَادَةَ حَدَّثَنَا أَنَسُ
بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ إِنَّهُ
لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ قَالَ يَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ
فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ قَالَ فَأَمَّا
الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ قَالَ
فَيُقَالُ لَهُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ
بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا قَالَ قَتَادَةُ وَذُكِرَ لَنَا أَنَّهُ يُفْسَحُ
لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا وَيُمْلَأُ عَلَيْهِ خَضِرًا إِلَى يَوْمِ
يُبْعَثُونَ
Telah menceritakan kepada
kami [Abdu bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin Muhammad]
telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Abdurrahman] dari [Qatadah] telah
menceritakan kepada kami [Anas bin Malik] berkata: Nabi Allah Shallallahu
'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya hamba bila telah diletakkan
dikuburnya dan teman-temannya telah meninggalkannya, ia mendengar derap sandal
mereka." Beliau bersabda: "Dua malaikat mendatanginya, keduanya
mendudukkannya lalu bertanya padanya: 'Apa yang dulu kau katakan tentang orang
ini?" beliau bersabda: "Orang mu`min menjawab: 'Aku bersaksi bahwa ia
adalah hamba dan utusan Allah." Beliau bersabda: "Lalu dikatakan
padanya: 'Lihatlah tempatmu dineraka, Allah telah menggantikannya dengan tempat
disurga." Nabi Allah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Lalu ia
melihat keduanya." Qadatah berkata: Disebutkan bagi kami bahwa kuburnya
dipalangkan seluas tujuhpuluh dzira' dipenuhi oleh tanaman hijau hingga hari
manusia dibangkitkan. (HR. Imam Muslim Hadits No. 5115)
حَدَّثَنَا هَدَّابُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ
ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَ قَتْلَى بَدْرٍ ثَلَاثًا ثُمَّ أَتَاهُمْ
فَقَامَ عَلَيْهِمْ فَنَادَاهُمْ فَقَالَ يَا أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ يَا
أُمَيَّةَ بْنَ خَلَفٍ يَا عُتْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ يَا شَيْبَةَ بْنَ رَبِيعَةَ
أَلَيْسَ قَدْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا فَإِنِّي قَدْ وَجَدْتُ مَا
وَعَدَنِي رَبِّي حَقًّا فَسَمِعَ عُمَرُ قَوْلَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَسْمَعُوا وَأَنَّى
يُجِيبُوا وَقَدْ جَيَّفُوا قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ
بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ وَلَكِنَّهُمْ لَا يَقْدِرُونَ أَنْ يُجِيبُوا
ثُمَّ أَمَرَ بِهِمْ فَسُحِبُوا فَأُلْقُوا فِي قَلِيبِ بَدْرٍ
Telah menceritakan kepada
kami [Hadbah bin Khalid] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah]
dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
Salam meninggalkan jenazah perang Badar tiga kali, setelah itu beliau
mendatangi mereka, beliau berdiri dan memanggil-manggil mereka, beliau
bersabda: "Hai Abu Jahal bin Hisyam, hai Umaiyah bin Khalaf, hai Utbah bin
Rabi'ah, hai Syaibah bin Rabi'ah, bukankah kalian telah menemukan kebenaran
janji Rabb kalian, sesungguhnya aku telah menemukan kebenaran janji Rabbku yang
dijanjikan padaku." Umar mendengar ucapan nabi Shallallahu 'alaihi wa
Salam, ia berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana mereka mendengar dan bagaimana
mereka menjawab, mereka telah menjadi bangkai? Beliau bersabda: "Demi Dzat
yang jiwaku berada ditanganNya, kalian tidak lebih mendengar ucapanku melebihi
mereka, hanya saja mereka tidak bisa menjawab." Setelah itu beliau
memerintahkan, mereka diseret lalu dilemparkan di sumur Badar. (HR. Imam
Nuslim Hadits No. 5121)
Ibnu Taimiyah berkata:
اِنَّ قَوْمًا سَمِعُوْا رَدَّ السَّلَامَ مِنْ قَبْرِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ قُبُوْرِ غَيْرِهِ مِنَ الصَّالِحِيْنَ وَأَنَّ
سَعِيْدَ بْنَ الْمُسَيَّبَ كَانَ يَسْمَعُ الْأَذَانَ مِنَ الْقَبْرِ لَيَالِيَ
الْحَرَّةِ وَنَحْوِ ذَلِكَ فَهَذَا كُلُّهُ حَقٌّ (اقتضاء الصراط - ج 1 / ص 373)
“Sungguh kaum mendengar jawaban salam dari Makam
Rasulullah shalla Allahu alaihi wa sallama atau kuburan orang saleh lainnya.
Juga Said bin Musayyab (Tabiin) mendengar adzan dari Makam Rasulullah di
malam-malam perang Harrah, dan sebagainya. Ini semua adalah sebuah kebenaran” (al-Iqtidha’, 1/373)
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda,
ما من رجل يزور قبر أخيه ويجلس عليه إلا استأنس ورد عليه حتي يقوم
“Tidak
seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk
mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya hingga dia berdiri
meninggalkan kuburan itu.” (HR. Ibnu Abu Dunya dari Aisyah dalam kitab
Al-Qubûr).
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda,
ما من أحد
يمربقبر أخيه المؤمن كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا عَرَفَهُ ورد عليه السلام
“Tidak
seorang pun melewati kuburan saudaranya yang mukmin yang dia kenal selama hidup
di dunia, lalu orang yang lewat itu mengucapkan salam untuknya, kecuali dia
mengetahuinya dan menjawab salamnya itu.” (Hadis Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar
dari Ibnu Abbas di dalam kitab Al-Istidzkar dan At-Tamhid).
Al-Hafidz al-Suyuthi juga
mengutip dari Ibnu al-Qayyim:
قَالَ ابْنُ
الْقَيِّمِ اْلأَحَادِيْثُ وَاْلآثَارُ تَدُلُّ عَلَى أَنَّ الزَّائِرَ مَتَى
جَاءَ عَلِمَ بِهِ الْمَيِّتُ وَسَمِعَ سَلاَمَهَ وَأَنِسَ بِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ
وَهَذَا عَامٌّ فِي حَقِّ الشُّهَدَاءِ وَغَيْرِهِمْ فَإِنّهُ لاَ يُوَقَّتُ قَالَ
وَهُوَ أَصَحُّ
(بشرى الكئيب
بلقاء الحبيب للحافظ جلال الدين السيوطي 1 / 10)
"Ibnu al-Qayyim berkata: Hadis dan dalil dari para Sahabat menunjukkan
bahwa ketika peziarah datang, maka mayit mengenalnya, mendengar salamnya,
senang dengan kedatangannya dan menjawab salamnya. Hal ini berlaku umum, baik
untuk orang yang mati syahid atau yang lainnya, dan hal ini berlaku setiap
waktu. Ibnu al-Qayyim berkata: Ini adalah pendapat yang lebih kuat" (al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi dalam Busyra
al-Kaib I/10)
Wallahu a’lamu