TABARRUK (NGALAP BERKAH)
PETILASAN ORANG SHOLEH
Bertabarruk dengan tempat
yang pernah disinggahi oleh orang-orang shalih adalah hal yang dibenarkan dalam
agama dengan dalil yang shahih. Perbuatan semacam ini banyak dilakukan oleh
banyak sahabat Nabi. Bahkan oleh Nabi sendiri sewaktu dalam perjalanan Isra
Mi'raj. Diantaranya hadits-hadits berikut:
عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: أُتِيْتُ بِدَابَّةٍ
فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُوْنَ الْبَغْلِ، خَطْوُهَا عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهَا،
فَرَكِبْتُ وَمَعِيْ جِبْرِيْلُ عليه السلام فَسِرْتُ فَقَالَ: اِنْزِلْ فَصَلِّ. فَصَلَّيْتُ، فَقَالَ: أَتَدْرِيْ أَيْنَ صَلَّيْتَ؟ صَلَّيْتَ
بِطَيْبَةَ وَإِلَيْهَا الْمُهَاجَرُ، ثُمَّ قَالَ: اِنْزِلْ فَصَلِّ. فَصَلَّيْتُ،
فَقَالَ: أَتَدْرِيْ أَيْنَ صَلَّيْتَ؟ صَلَّيْتَ بِطُوْرِ سِيْنَاءَ حَيْثُ
كَلَّمَ اللهُ مُوْسَى عليه السلام، ثُمَّ قَالَ: اِنْزِلْ فَصَلِّ.
فَصَلَّيْتُ، فَقَالَ: أَتَدْرِيْ أَيْنَ صَلَّيْتَ.
صَلَّيْتَ بِبَيْتِ لَحْمٍ حَيْثُ وُلِدَ عِيْسَى عليه السلام
Dari Anas bin Malik bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Aku didatangkan hewan di
atas keledai dan di bawah bagal. Langkahnya sejauh pandangannya. Lalu aku
menaikinya dan Jibril menyertaiku. Aku berangkat lalu Jibril berkata: “Turunlah,
lakukan shalat". Lalu aku melakukannya. Ia berkata: “Tahukan kamu di mana
kamu menunaikan shalat? Kamu shalat di Thaibah, tempatmu berhijrah". Lalu
ia berkata: “Turunlah, lakukanlah shalat". Lalu aku melakukannya. Ia
berkata: “Tahukah kamu di mana kamu menunaikan shalat? Kamu shalat di Thur
Sina, tempat Allah berbicara kepada Musa 'alaihis salam”. Lalu ia berkata:
“Turunlah, lakukanlah shalat”. Lalu aku turun dan melakukan shalat. Ia berkata:
“Tahukah kamu di mana kamu shalat? Kamu shalat di Betlehem, tempat Isa 'alaihis
salam dilahirkan". (Sunan an Nasai juz 1 hal. 221 no. 450 dan dinyatakan
shahih oleh Imam al Baihaqi).
Sahabat 'Itban bin Malik
bertabarruk dengan membuat musholla di rumahnya yang pernah digunakan shalat
oleh Rasulullah dan Abu Bakar.
أَنَّ
عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ وَهو مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مِمَّنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنْ الْأَنْصَارِ أَنَّهُ أَتَى رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي
أَنْكَرْتُ بَصَرِي، وَأَنَا أُصَلِّي لِقَوْمِي فَإِذَا كَانَتْ الْأَمْطَارُ
سَالَ الْوَادِي الَّذِي بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ لَمْ أَسْتَطِعْ أَنْ آتِيَ
مَسْجِدَهُمْ فَأُصَلِّيَ لَهُمْ، فَوَدِدْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَّكَ تَأْتِي
فَتُصَلِّي فِي بَيْتِي فَأَتَّخِذُهُ مُصَلًّى، فَقَالَ: سَأَفْعَلُ إِنْ
شَاءَ اللَّهُ. قَالَ عِتْبَانُ: فَغَدَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ حِينَ ارْتَفَعَ النَّهَارُ فَاسْتَأْذَنَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَذِنْتُ لَهُ، فَلَمْ يَجْلِسْ حَتَّى دَخَلَ
الْبَيْتَ. ثُمَّ قَالَ لِي: أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ أُصَلِّيَ مِنْ بَيْتِكَ؟
فَأَشَرْتُ إِلَى نَاحِيَةٍ مِنْ الْبَيْتِ. فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ فَصَفَفْنَا فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ
Bahwa 'Itban bin Malik
seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang pernah ikut
perang Badar dari kalangan Anshar, dia pernah menemui Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam dan berkata: "Wahai Rasulullah, pandanganku sudah buruk
sedang aku sering memimpin shalat kaumku. Apabila turun hujan maka air
menggenangi lembah yang ada antara aku dan mereka sehingga aku tidak bisa pergi
ke masjid untuk memimpin shalat. Aku menginginkan Anda wahai Rasulullah agar
dapat mengunjungiku lalu shalat di rumahku yang akan aku jadikan sebagai
musholla". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Aku akan lakukan insya Allah". 'Itban berkata: "Maka
berangkatlah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar ketika
siang hari, beliau lalu meminta izin dan aku mengizinkannya, beliau tidak duduk
hingga beliau masuk ke dalam rumah. Kemudian beliau bersabda: "Mana tempat
di rumahmu yang kau sukai untuk aku shalat?" Maka aku tunjukkan tempat di
satu sisi rumah. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri lalu takbir.
Sementara kami berdiri membuat shaf, beliau shalat dua rakaat kemudian
salam". (Shahih al Bukhari juz 1 hal. 92 no. 425).
Juga sahabat Salim bin
Abdullah, ayahnya dan Abdullah bin Umar, mereka berhenti untuk shalat di
beberapa tempat di tepi jalan karena Rasulullah pernah shalat di tempat
tersebut.
عَنْ مُوسَى
بْنُ عُقْبَةَ قَالَ: رَأَيْتُ سَالِمَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ
يَتَحَرَّى أَمَاكِنَ مِنْ الطَّرِيقِ فَيُصَلِّي فِيهَا، وَيُحَدِّثُ أَنَّ
أَبَاهُ كَانَ يُصَلِّي فِيهَا، وَأَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي تِلْكَ الْأَمْكِنَةِ. وَحَدَّثَنِي نَافِعٌ عَنْ
ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ كَانَ يُصَلِّي فِي تِلْكَ الامْكِنَة
Dari Musa bin Uqbah ia
berkata: “Aku melihat Salim bin Abdullah selalu menuju beberapa tempat di
jalan, lalu shalat di sana. Ia bercerita bahwa ayahnya shalat di sana, dan ia
melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam shalat di tempat-tempat tersebut.
Nafi’ bercerita kepadaku dari Ibnu Umar bahwa ia shalat di tempat-tempat
tersebut". (Shahih al Bukhari juz 1 hal. 104 no. 483).
Dan pada keterangan hadits
tersebut Al Hafidz imam Ibnu Hajar menjelaskan bahwa hadits tersebut merupakan
hujjah kebolehan bertabarruk dengan atsar (bekas) atau tempat yang pernah
disinggahi orang-orang shalih. Wallahu a'lam.
Referensi:
Fathul Bari li Ibni Hajar juz 1 hal. 569
ومحصل ذلك أن
ابن عمر كان يتبرك بتلك الأماكن، وتشدده في الاتباع مشهور، ولا يعارض ذلك ما ثبت
عن أبيه أنه رأى الناس في سفر يتبادرون إلى مكان فسأل عن ذلك فقالوا: قد صلى فيه
النبي صلى الله عليه وسلم فقال: من عرضت له الصلاة فليصل وإلا فليمض، فإنما هلك
أهل الكتاب، لأنهم تتبعوا آثار أنبيائهم فاتخذوها كنائس وبيعا، لأن ذلك من عمر
محمول على أنه كره زيارتهم لمثل ذلك بغير صلاة أو خشي أن يشكل ذلك على من لا يعرف
حقيقة الأمر فيظنه واجبا، وكلا الأمرين مأمون من ابن عمر، وقد تقدم حديث عتبان
وسؤاله النبي صلى الله عليه وسلم أن يصلي في بيته ليتخذه مصلى وإجابة النبي صلى
الله عليه وسلم إلى ذلك فهو حجة في التبرك بآثار الصالحين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar