PENJELASAN PARA ARWAH MUSLIMIN BERHUBUNGAN DENGAN
KELUARGANYA
Dalam kitab Durrotun Nashihin dan juga dalam kitab Daqoiq
Al-Akhbar ada sebuah riwayat sebagai berikut:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ الله صَلَّى
الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : إِذَا مَاتَ اْلمُؤْمِنُ حَامَ رُوْحُهُ حَوْلَ دَارِهِ شَهْراً فَيَنْظُرُ إِلَى مَنْ خَلَفَ مِنْ عِياَلِهِ كَيْفَ يَقْسِمُ مَالَهُ وَكَيْفَ يُؤَدِّيْ دُيُوْنَهُ فَإِذاَ أَتَمَّ
شَهْراً رُدَّ
إِلَى حَفْرَتِهِ فَيَحُوْمُ حَوْلَ قَبْرِهِ وَيَنْظُرُ مَنْ يَأْتِيْهِ وَيَدْعُوْ لَهُ وَيَحْزِنُ عَلَيْهِ فَإِذَا أَتَمَّ
سَنَةً رُفِعَ
رُوْحُهُ إِلَى حَيْثُ يَجْتَمِعُ فِيْهِ اْلأَرْوَاحُ إِلَى يَوْمِ يُنْفَخُ فِيْ الصُّوْرِ .
(Diriwayatkan) dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa apabila seorang mukmin meninggal dunia,
maka arwahnya berkeliling di seputar rumahnya selama satu bulan. Ia
memperhatikan keluarga yang ditinggalkannya bagaimana mereka membagi hartanya
dan membayarkan hutangnya. Apabila telah sampai satu bulan, maka arwahnya itu
dikembalikan ke makamnya dan ia berkeliling di seputar kuburannya selama satu
tahun, sambil memperhatikan orang yang mendatanginya dan mendoakannya serta
orang yang bersedih atasnya. Apabila telah sampai satu tahun, maka arwahnya
dinaikkan ke tempat di mana para arwah berkumpul menanti hari ditiupnya
sangkakala."
Dan ada lagi riwayat sebagai berikut:
اَلْمَيِّتُ إِذاَ مَاتَ دِيْرَ بِهِ دَارُهُ شَهْرًا يَعْنِيْ
بِرُوْحِهِ وَحَوْلَ
قَبْرِهِ سَنَةً ثُمَّ تُرْفَعُ إِلَى السَّبَبِ الَّذِيْ تَلْتَقِيْ فِيْهِ أَرْواَحُ اْلأَحْياَءِ وَاْلأَمْواَتِ
.
"Seseorang apabila meninggal, maka ruhnya dibawa
berputar-putar di sekeliling rumahnya selama satu bulan, dan di sekeliling
makamnya selama satu tahun, kemudian ruh itu dinaikkan ke suatu tempat di mana
ruh orang hidup bertemu dengan arwah orang mati." (HR. Dailami dari Abu
Darda' ra.)
Matan ini direkam oleh ad-Dailami (w. 509 H / 1115 M)
dalam kitabnya al-Firdaus fi Ma’tsur al-Khithab [(Beirut: Dar al-Ma’rifah,
1417/1996), IV: 240, nomor 6722]. Selain itu matan ini juga dicatat oleh
as-Sayuthi (w. 911 H / 1505 M) dalam dua kitabnya, yaitu Busyra al-Ka’ib bi
Liqa’ al-Habib (h. 11) dan Syarh ash-Shudur bi Syarh Hal al-Mauta wa al-Qubur
(h. 262)
Hadits lain terkait ruh orang yang telah meninggal
(ما من أحد يمربقبر أخيه المؤمن كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه إلا
عَرَفَهُ ورد عليه السلام)
“Tidak seorang pun melewati kuburan saudaranya yang
mukmin yang dia kenal selama hidup di dunia, lalu orang yang lewat itu
mengucapkan salam untuknya, kecuali dia mengetahuinya dan menjawab salamnya
itu.” (Hadits Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar dari Ibnu Abbas di dalam kitab
Al-Istidzkar dan At-Tamhid).
(سألت أم هانئ رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالت: أنتزاور إذا متنا
ويرى بعضنا
بعض يا رسول الله؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يكون النَسَمُ طيرا تعلق بالشجر حتي إذا كان يوم القيامة دخلت كل نفس فى جسدها).
“Ummu Hani' bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam: “Apakah kita akan saling mengunjungi jika kita telah mati,
dan saling melihat satu dengan yang lainnya wahai Rarulullah? Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Ruh akan menjadi seperti burung yang
terbang, bergelantungan di sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap
ruh akan masuk ke dalam jasadnya masing-masing.” (HR. Ahmad dan Thabrani dengan
sanad baik).
(ما من رجل يزور قبر أخيه ويجلس عليه إلا استأنس ورد عليه حتي يقوم)
“Tidak seorang pun yang mengunjungi kuburan saudaranya
dan duduk kepadanya (untuk mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan
menemaninya hingga dia berdiri meninggalkan kuburan itu.” (HR. Ibnu Abu Dunya
dari Aisyah dalam kitab Al-Qubûr).
إن أعمالكم تعرض على أقاربكم وعشائركم من الأموات فإن كان خيرا
استبشروا، وإن كان
غير ذلك قالوا: اللهم لا تمتهم حتى تهديهم كما هديتنا)
“Sesungguhnya perbuatan kalian diperlihatkan kepada
karib-kerabat dan keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika perbuatan
kalian baik, maka mereka mendapatkan kabar gembira, namun jika selain daripada
itu, maka mereka berkata: “Ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau
memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau memberikan hidayah kepada
kami.” (HR. Ahmad dalam musnadnya).
Penjelasan Ulama :
Dalam kitab Hadiyatul Ahya’ lil Amwat hlm: 184-185, karya
Abul Hasan Ali bin Ahmad bin Yusuf bin Ja’far Al-Hakkari (w=486 H) disebutkan:
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ» : ﺇﻥ ﺃﺭﻭﺍﺡ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻳﺄﺗﻮﻥ ﻛﻞ ﺟﻤﻌﺔ
ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎﺀ
ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻴﻘﻔﻮﻥ ﺑﺤﺬﺍﺀ ﺩﻭﺭﻫﻢ ﻭﺑﻴﻮﺗﻬﻢ ﻓﻴﻨﺎﺩﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺑﺼﻮﺕ ﺣﺰﻳﻦ: ﻳﺎ ﺃﻫﻠﻲ ﻭﻭﻟﺪﻱ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻲ ﻭﻗﺮﺍﺑﺎﺗﻲ، ﺍﻋﻄﻔﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﺸﻲﺀ، ﺭﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ،
ﻭﺍﺫﻛﺮﻭﻧﺎ ﻭﻻ
ﺗﻨﺴﻮﻧﺎ، ﻭﺍﺭﺣﻤﻮﺍ ﻏﺮﺑﺘﻨﺎ، ﻭﻗﻠﺔ ﺣﻴﻠﺘﻨﺎ، ﻭﻣﺎ ﻧﺤﻦ ﻓﻴﻪ، ﻓﺈﻧﺎ ﻗﺪ ﺑﻘﻴﻨﺎ ﻓﻲ ﺳﺤﻴﻖ ﻭﺛﻴﻖ، ﻭﻏﻢ ﻃﻮﻳﻞ، ﻭﻭﻫﻦ ﺷﺪﻳﺪ، ﻓﺎﺭﺣﻤﻮﻧﺎ ﺭﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻻ ﺗﺒﺨﻠﻮﺍ
ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﺪﻋﺎﺀ ﺃﻭ
ﺻﺪﻗﺔ ﺃﻭ ﺗﺴﺒﻴﺢ، ﻟﻌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺮﺣﻨﺎ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻧﻮﺍ ﺃﻣﺜﺎﻟﻨﺎ، ﻓﻴﺎ ﺣﺴﺮﺗﺎﻩ ﻭﺍﻧﺪﺍﻣﺎﻩ ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ، ﺍﺳﻤﻌﻮﺍ ﻛﻼﻣﻨﺎ، ﻭﻻ ﺗﻨﺴﻮﻧﺎ، ﻓﺄﻧﺘﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮﻥ ﺃﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻔﻀﻮﻝ ﺍﻟﺘﻲ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﻛﺎﻧﺖ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻨﺎ، ﻭﻛﻨﺎ ﻟﻢ ﻧﻨﻔﻖ ﻓﻲ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻨﻌﻨﺎﻫﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﻖ ﻓﺼﺎﺭ ﻭﺑﺎﻻً ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﻣﻨﻔﻌﺘﻪ ﻟﻐﻴﺮﻧﺎ، ﻭﺍﻟﺤﺴﺎﺏ ﻭﺍﻟﻌﻘﺎﺏ
ﻋﻠﻴﻦ ﺍ« ،
ﻗﺎﻝ: » ﻓﻴﻨﺎﺩﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓٍ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺀ، ﺍﻋﻄﻔﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﺪﺭﻫﻢ ﺃﻭ
ﺭﻏﻴﻒ ﺃﻭ ﻛﺴﺮﺓ « ﻗﺎﻝ: ﻓﺒﻜﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺑﻜﻴﻨﺎ ﻣﻌﻪ، ﻓﻠﻢ ﻧﺴﺘﻄﻊ ﺃﻥ ﻧﺘﻜﻠﻢ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ » : ﺃﻭﻟﺌﻚ ﺇﺧﻮﺍﻧﻜﻢ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻓﻲ ﻧﻌﻴﻢ
ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ، ﻓﺼﺎﺭﻭﺍ
ﺭﻣﻴﻤﺎً ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ ﻭﺍﻟﺴﺮﻭﺭ « ، ﻗﺎﻝ» : ﺛﻢ ﻳﺒﻜﻮﻥ ﻭﻳﻨﺎﺩﻭﻥ ﺑﺎﻟﻮﻳﻞ ﻭﺍﻟﺜﺒﻮﺭ ﻭﺍﻟﻨﻔﻴﺮ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ: ﻳﺎ ﻭﻟﻴﺘﻨﺎ ﻟﻮ ﺃﻧﻔﻘﻨﺎ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ
ﺃﻳﺪﻳﻨﺎ ﻣﺎ
ﺍﺣﺘﺠﻨﺎ ﻓﻴﺮﺟﻌﻮﻥ ﺑﺤﺴﺮﺓ ﻭﻧﺪﺍﻣﺔ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya ruh-ruh orang mukmin datang setiap malam jumat pada langit dunia.
Lalu mereka berdiri di depan pintu-pintu rumah mereka. Masing-masing mereka
memanggil-manggil dengan suara yang memelas: “Wahai isteriku (suamiku), anakku,
keluargaku, dan kerabatku! Sayangilah kami dengan sesuatu, maka Allah akan
merahmati kalian. Ingatlah kami, jangan kalian lupakan! Sayangilah kami dalam
keterasingan kami, minimnya kemapuan kami dan segala apa yang kami berada di
dalamnya. Sesungguhnya kami berada dalam tempat yang terpencil, kesusahan yang
panjang dan duka yang dalam. Sayangilah kami, maka Allah akan menyayangi
kalian. Jangan kalian kikir kepada kami dengan memberikan doa, shadaqah dan
tasbih. Semoga Allah memberikan rasa nyaman kepada kami, sebelum kalian sama
seperti kami. Sungguh rugi!, Sungguh menyesal! Wahai hamba Allah! Dengarkanlah
ucapan kami, dan jangan lupakan kami. Kalian tahu bahwa keutamaan yang berada
di tangan kalian sekarang adalah keutamaan yang sebelumnya milik kami.
Sementara kami tidak menafkahkannya untuk taat kepada Allah. Kami tidak mau
terhadap kebenaran, hingga ia menjadi musibah bagi kami. Manfaatnya diberikan
kepada orang lain, sementara pertanggungjawaban dan siksanya diberikan kepada
kami”.
Masing-masing mereka memanggil-manggil sebanyak 1000
kali: “Kasihanilah kami dengan satu dirham atau sepotong roti!” Lalu Rasulullah
menangis, dan kami pun (para sahabat) menangis. Dan kami tidak mampu bicara.
Rasulullah bersabda: Mereka adalah saudara-saudara kalian yang sebelumnya
berada dalam kenikmatan dunia. Dan kini mereka menjadi debu setelah sebelumnya
berada dalam kenikmatan dan kegembiraan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Lalu mereka (para arwah) menangis dan mengucapkan
kutukan kepada mereka sendiri dan berkata: 'Celakalah kita! Jika kami
menafkahkan apa yang kita miliki, maka kita tidak akan membutuhkan ini'. Lalu
mereka pulang dengan penyesalan”.
Dan juga diterangkan dalam I'anah Ath-Thalibiin :
ﺇﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ (142 /2) ﻭﻭﺭﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﺇﻥ ﺃﺭﻭﺍﺡ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺗﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ
ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎﺀ
ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺗﻘﻒ ﺑﺤﺬﺍﺀ ﺑﻴﻮﺗﻬﺎ ﻭﻳﻨﺎﺩﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺼﻮﺕ ﺣﺰﻳﻦ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ ﻳﺎ ﺃﻫﻠﻲ ﻭﺃﻗﺎﺭﺑﻲ ﻭﻭﻟﺪﻱ ﻳﺎ ﻣﻦ ﺳﻜﻨﻮﺍ ﺑﻴﻮﺗﻨﺎ ﻭﻟﺒﺴﻮﺍ ﺛﻴﺎﺑﻨﺎ ﻭﺍﻗﺘﺴﻤﻮﺍ
ﺃﻣﻮﺍﻟﻨﺎ ﻫﻞ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ
ﺃﺣﺪ ﻳﺬﻛﺮﻧﺎ ﻭﻳﺘﻔﻜﺮﻧﺎ ﻓﻲ ﻏﺮﺑﺘﻨﺎ ﻭﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﺳﺠﻦ ﻃﻮﻳﻞ ﻭﺣﺼﻦ ﺷﺪﻳﺪ ﻓﺎﺭﺣﻤﻮﻧﺎ ﻳﺮﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﺗﺒﺨﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺼﻴﺮﻭﺍ ﻣﺜﻠﻨﺎ ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩ
ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻥ ﺍﻟﻔﻀﻞ
ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻨﺎ ﻭﻛﻨﺎ ﻻ ﻧﻨﻔﻖ ﻣﻨﻪ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺴﺎﺑﻪ ﻭﻭﺑﺎﻟﻪ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﺍﻟﻤﻨﻔﻌﺔ ﻟﻐﻴﺮﻧﺎ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻨﺼﺮﻑ ﺃﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﺑﺸﻲﺀ ﻓﺘﻨﺼﺮﻑ
ﺑﺎﻟﺤﺴﺮﺓ ﻭﺍﻟﺤﺮﻣﺎﻥ
ﻭﻭﺭﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﺇﻻ ﻛﺎﻟﻐﺮﻳﻖ ﺍﻟﻤﻐﻮﺙ ﻳﻨﺘﻈﺮ ﺩﻋﻮﺓ ﺗﻠﺤﻘﻪ ﻣﻦ ﺍﺑﻨﻪ ﺃﻭ ﺃﺧﻴﻪ ﺃﻭ ﺻﺪﻳﻖ ﻟﻪ ﻓﺈﺫﺍ
ﻟﺤﻘﺘﻪ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﺣﺐ
ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ
Ada hadits juga sesungguhnya arwahnya orang mukmin datang
disetiap malam jum'at kelangit dunia dan berdiri dekat rumah mereka dan
memanggil-manggil penghuni rumah dengan suara yang sedih sampai 1000x
"wahai keluargaku, wahai kerabatku, wahai anakku wahai orang yang
menempati rumahku dan memakai pakaianku dan membagi harta-hartaku apakah salah
satu diantara kalian ada yang ingat pada kami. Adakah yang memikirkan ketidak
adanya kami, kami berada dalam penjara yang panjang/lama dan benteng yang kuat,
kasihilah kami maka Allh akan mengasihi kalian dan janganlah kalian kikir
sebelum kalian menjadi seperti kami wahai hamba-hamba Allah sesungguhnya
anugrah yang kalian raih/terima itu juga ada pada kami dan kami tidak
menginfakkannya dijalan Allah sedangkan hisab dan cobaan itu menimpa kami
sedangkan kemanfaatan itu untuk selain kami". Maka jika arwah-arwah tersebut
tidak memperoleh apa-apa maka arwah-arwah tersebut memperoleh kerugian."
Juga ada hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
sesungguhnya beliau berkata: "Tidaklah ada seorang mayyit dikuburannya
kecuali seperti orang yang tenggelam yang minta pertolongan, dia menanti
kiriman doa dari anaknya, saudaranya atau temannya, ketika ia mendapatkannya
maka ia sungguh bahagia mengalahkan kebahagiaan dunia seisinya."
Dalam Kitab Al-Jami' Al-Kabir jg dijelaskan sebagai
berikut:
وقال صلى الله عليه وسلم : { إن أرواح المؤمنين يأتون في كل ليلة إلى
سماء الدنيا
ويقفون بحذاء بيوتهم وينادي كل واحد بصوت حزين ألف مرة يا أهلي وأقاربي وولدي يا من سكنوا بيوتنا ولبسوا ثيابنا واقتسموا أموالنا هل
منكم من أحد
يذكرنا ويفكرنا في غربتنا ونحن في سجن طويل وحصن شديد ؟ فارحمونا يرحمكم الله ولا تبخلوا علينا قبل أن تصيروا مثلنا يا عباد الله إن
الفضل الذي في
أيديكم كان في أيدينا وكنا لا ننفق منه في سبيل الله وحسابه ووباله علينا والمنفعة لغيرنا ؛ فإن لم تنصرف أي الأرواح بشيء فينصرفون
بالحسرة والحرمان
} ا هـ من الجامع الكبير
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya Arwah-arwah kaum mu’minin itu setiap malam mendatangi langit
dunia dan mereka (arwah) berhenti atau berdiri dengan terompah mereka pada
rumah rumah mereka (selama masih hidup), mereka memangil atau menyeru, setiap
kali seruan dengan suara susah seribu (1000) kali seruan. "Wahai
keluargaku, kerabatku dan anak anakku, Wahai orang yang telah menempati
rumahku, dan memakai baju tinggalanku dan yang telah membagi warisan hartaku,
Adakah darimu seseorang yang ingat padaku dan memikirkan rantauanku (merantau)
Aku dalam penjara yang sangat lama, dan dalam benteng yang sangat kuat. Maka
Kasianilah aku, maka Allah akan menghasihi kalian dan jangan lah kamu pelit
terhadapku sebelum kalian menjadi seperti aku (mati) wahai hamba hamba Allah.
Sesungguhnya apa yang utama di tanganmu itu juga di tanganku. Dan aku tidak
menafkahkannya di jalan Allah dan aku tidak menghitungnya serta perduli
terhadapnya (harta) dan sekarang manfaatnya terhadap selain ku."
"Maka bila kamu tidak memberikan sesuatu pada para
arwah tadi dengan sesuatu, maka mereka para arwah akan pergi dengan kerugian
dan dia akan tercengah”.
Itulah beberapa referensi hadits dan penjelasan ulama
ahlussunnah wal jama'ah yang bermadzhab Syafi'iyah (Imam Syafi'i) salah satu
ulama salafusshaleh.
Wallahu a’lam