SIKAP TERHADAP SAUDARA MUSLIM
1. BERPRASANGKA
BAIK KEPADA SAUDARA MUSLIM SAMPAI DATANG BUKTI NYATA KEBURUKANNNYA.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ
إِثْمٌ
“Wahai
orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangkaan
(zhan) karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan dosa.”
(Al-Hujurat: 12)
Maka yang menjadi kewajiban seorang Muslim, baik
lelaki atau perempuan, wajib untuk menjauhi prasangka buruk. Kecuali ada
sebab-sebab yang jelas (yang menunjukkan keburukan tersebut). Jika tidak ada,
maka wajib meninggalkan prasangka buruk.
2. SENANTIASA
SALING MENGINGATKAN DALAM KEBENARAN DAN KESABARAN
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan
nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr [103]:1 – 3)
Rasulullah saw.
bersabda yang artinya: “Seorang mukmin adalah cermin bagi
mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya.”
(HR. Bukhari)
3. TIDAK
BERPUTUS ASA TERHADAP RAHMAT ALLAH DAN BERPRASANGKA BAIK PADA ALLAH
Nabi
shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah bersabda:
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ
“Janganlah
sampai salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan berbaik
sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta’ālā.” (HR Muslim dari Jabir radhiyallāhu ‘anhu)
Dalam hadits
qudsi, Allāh Subhānahu wa Ta’ālā berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ
“Sesungguhnya
Aku tergantung persangkaan hamba-Ku. Oleh karenanya, hamba-Ku. silahkan dia
berprasangka dengan apa yang dia mau terhadap diri-Ku,
إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
Jika dia
berbaik sangka berupa kebaikan maka kebaikan baginya, jika dia berprasangka
buruk maka keburukan baginya.”
4. SENANTIASA
MENDOAKAN MUSLIMIN AGAR DIBERI PETUNJUK AGAR SENANTIASA MENETAPI JALAN YANG
LURUS.
“(Ya Allah). Tunjukilah kami jalan yang lurus (shiratal mustaqim), yaitu
jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan
orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat “ (Al Fatihah:6-7).
Dari Abu Darda’ ra. bahwasannya Rasulullah Saw.
bersabda: “Doa seorang muslim kepada saudaranya dengan tidak diketahui
saudaranya itu mustajab (dikabulkan), pada seorang muslim itu ada malaikat yang
diberi tugas supaya tiap ia mendoakan baik kepada saudaranya, maka malaikat
yang diberi tugas itu mengucapkan: “Semoga Allah berkenan mengabulkan, dan buat
kamu juga seperti itu.” (HR. Muslim)
Dari Ubay bin Ka’ab -radhiallahu anhu- dia berkata, “Jika Rasulullah Saw
menyebut seseorang lalu mendoakannya, maka beliau mulai dengan mendoakan diri
beliau sendiri.” (HR. At-Tirmizi)
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar