iklan banner

Jumat, 02 Oktober 2015

“APAKAH NABI PERNAH MELAKUKAN TAHLILAN???”

BERDALIL DENGAN PERTANYAAN : “APAKAH NABI PERNAH MELAKUKAN TAHLILAN???”


Sebelum saya menjawab pertanyaan tersebut lebih rinci kita lihat dialog antara sdr SWH dengan sdr AWJ , saya kasih judul ; PERTANYAAN BODOH vs JAWABAN CERDAS.

Saudara SWH bertanya : APAKAH NABI PERNAH MELAKUKAN ACARA TAHLILAN???
Saudara AWJ menjawab : Itu pertanyaannya gk jauh beda seperti apakah Nabi Muhammad membaca Al-qur’an berupa mushaf???

Dialog tersebut kita kupas secara logika dulu :

Dalam penalaran /logika pertanyaan sdr SWH yang dangkal : KALAU TAHLILAN GAK PERNAH DILAKUKAN NABI BERARTI TERLARANG, pertanyaannya APAKAH YANG TIDAK DILAKUKAN NABI MUSTI TERLARANG ????

Dalam penalaran/logika jawaban AWJ yang cerdas : membantah kaidah ; YANG TAK DILAKUKA NABI TERLARANG dengan logika : kalaulah yang nabi lakukan adalah terlarang, padahal Muskhaf alquran adanya setelah Nabi wafat, artinya MEMANG NABI TAK PERNAH BACA ALQUR’AN MENGGUNAKAN MUSKHAF, seolah olah kesimpulannya : JADI MEMBACA ALQUR’AN PAKAI MUSKHAF TERLARANG DONG ....

hahahahaha ........ jawaban ngeles yang cerdas, apalagi menggunakan Muskhaf yang baru ada sejak abad 20 yaitu Muskhaf yang telah dihiasi dengan tanda bacaan, tanda warana tajwid, terjemahan bahasa indonesia, keterangan asbabun nuzul, tafsirnya .... semua menjadi bagian dalam Muskhaf Alquran Modern.

LOGIKA CERDAS PERTANYAAN BALIK sdr AWJ SESUNGGUHNYA SUDAH LANGSUNG BISA MEMATAHKAN LOGIKA DANGKAL PERTANYAAN sdr SWH.

SESUNGGUHNYA LEBIH CERDAS DALAM MENENTUKAN APAKAH SUATU PERKARA/AMALIAH (dalam hal ini Tahlilan) BISA DITERIMA SECARA SYARIAT ATAU TIDAK MENGGUNAKAN KAIDAH ULAMA (MISALNYA IMAM SYAFII) :

al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan sebagaimana disebutkan olah al-Muhaddits al-Baihaqi :

“Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Sa’id bin Abu ‘Amr, telah menceritakan kepada kami Abul ‘Abbas Muhammad bin Ya’qub, telah menceritakan kepada kami ar-Rabi’ bin Sulaiman, ia berkata :

Imam asy-Syafi’i pernah berkata : perkara baru (muhdatsaat) itu terbagi menjadi menjadi dua bagian :

1. Suatu perkara baru yang menyelisihi al-Qur’an, Sunnah, Atsar atau Ijma’, maka ini termasuk perkara baru yang disebut BID”AH DHOLALAH, dan

2. Suatu perkara baru yang baik yang didalamnya tidak menyelisihi dari salah satu tersebut, maka ini perkara baru (muhdats) yang tidak buruk,

dan sungguh Sayyidina ‘Umar radliyallahu ‘anh berkata tentang shalat pada bulan Ramadhan (shalat Tarawih) : “sebaik-baiknya bid’ah adalah ini”, yakni perkara muhdats yang tidak ada sebelumnya, walaupun keberadaannya tidaklah bertentangan dengan sebelumnya.

MENURUT KAIDAH IMAM SYAFII SESUATU ITU TERLARANG BILA MENYELISIHI AL-QUR’AN, SUNNAH, ATSAR ATAU IJMA’

Dalil pengharaman sesuatu haruslah menggunakan nash, baik itu dari Al-Qur’an maupun Hadits yang melarang atau mengingkari perbuatan tersebut. Tidak bisa langsung diharamkan hanya karena Nabi atau salafus salih tidak pernah memperbuatnya.

Allah Swt. berfirman :

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
(QS. al-Hasyr : 7)

Hadits Nabi Saw. :
كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
[Abu Hurairah] bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apa yang telah aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak tanya, dan sering berselisih dengan para Nabi mereka." (HR.MUSLIM)
DARI AYAT DAN HADITS DIATAS BISA DIAMBIL KAIDAH :
APA YANG DIPERINTAHKAN OLEH NABI DIKERJAKAN DENGAN SEKUAT KEMAMPUAN.
APA YANG DILARANG NABI DIJAUHI

BAGAIMANA DENGAN YANG TIDAK DIPERINTAHKAN DAN TIDAK DIKERJAKAN NABI ? ULAMA MENJELASKAN BOLEH DILAKUKAN,

kita lihat dalam ayat dan hadits diatas TIDAK ADA LARANGAN UNTUK MENGERJAKAN YANG TIDAK DIKERJAKAN NABI.

KESIMPULANNYA : BILA TAHLILAN TIDAK MENYELISIHI AL-QUR’AN, SUNNAH, ATSAR DAN IJMA’, MAKA INI BUKANLAH PERKARA YANG BURUK MENYELAHI SYARIAT.

KEMBALI KE .... LAPTOP!!! (PERTANYAAN)

PERTANYAAN sdr SWH : “APAKAH NABI PERNAH MELAKUKAN TAHLILAN???”

JAWAB :

TAHLILAN ADALAH :
Suatu rangkaian amaliah yang dilaksanakan dalam suatu waktu, terdiri dari amalan :
- SEDEKAH MAKANAN UNTUK MERAHMATI MAYYIT
- MEMBACA ALQURAN
- MEMBACA DZIKIR (TAHLIL, TAASBIH, TAHMID)
- MEMBACA SHOLAWAT
- BERDOA UNTUK SAUDARA MUSLIM UMUMNYA KHUSUSNYA ALMARHUM.

Terhadap amalan-amalan tersebut berdasar Hadits dan Atsar Sahabat :
1. NABI MENGANJURKAN SEDEKAH MAKANAN
2. NABI MENEGASKAN SAMPAINYA PAHALA SEDEKAH UNTUK MAYYIT
3. NABI MENGANJURKAN PEMBACAAN ALQURAN UNTUK MAYYIT
4. NABI MENERANGKAN BACAAN DZIKIR ADALAH SEDEKAH
5. NABI MENGANJURKAN MENOLONG MAYYIT DENGAN BACAAN ALQURAN DAN DZIKIR
6. NABI HADIR DALAM JAMUAN MAKAN KELUARGA BERDUKA
7. NABI MENGANJURKAN MENOLONG KELUARGA BERDUKA MENYEDIAKAN MAKANAN
8. SUNNAH NABI MEMULIYAKAN TAMU DENGAN JAMUAN MAKAN, SEBAGIMANA KELUARGA BERDUKA MEMULIAKAN TAMUNYA YANG DATANG UNTUK TURUT MENDOAKAN ALMARHUM
9. SAHABAT MELAKUKAN SEDEKAH MAKANAN 7 HARI SETELAH KEMATIAN
10. KHALIFAH UMAR BERWASIAT SEDEKAH MAKANAN SELAMA 3 HARI SETELAH PENGUBURAN
11. NABI MENGABARKAN ALLAH MENGIRIMKAN RAHMATNYA MELALUI ROMBONGAN MALAIKAT PADA MAJELIS DZIKIR YANG MELAKUKAN RANGKAIAN AMALAN : TASYAKURAN NIKMAT MEMUJI ALLAH, MEMBACA AL-QUR’AN, BERSHOLAWAT KEPADA NABIMUHAMMAD SHOLLALLAHU ‘ALAIHI WASSALAM DAN BERDOA UNTUK DUNIA DAN AKHIRAT.

Kamis, 02 April 2015

Ratib Al Haddad


Ratib Al Haddad
AL HABIB ‘ABDULLAAH BIN ‘ALAWY AL HADDAD

يقول القارئ : الفَاتِحَة إِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَشَفِيعِنَا وَنَبِيِّنَا وَمَوْلانَا مُحَمَّد صلى الله عليه وسلم
Al faatikhata ila khadroti sayyidinaa wa syafii’inaa wa nabiyyinaa wa maulaanaa mukhammad shollallohu ‘alaihi wasalam
-- alfaatikhah
Bacalah Al-Fatihah kepada penghulu, penyshafaat, nabi dan penolong kita Muhammad s.a.w  
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ. آمِيْنِ
Bismillahir rokhmaanir rokhiim.
Alkhamdulillaahir robbil ‘aalamiin. Arrolhmaanir rokhiim. Maaliki yaumid diin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash shiroothol mustaqiim. Shirootholladziina an ‘amta ‘alaihim ghoiril maghdluubi ‘alaihim waladl dloolliin. Aamiin.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S. Al Fatikhah 1:1-7)
  اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّموَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ  وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ العَلِيُّ العَظِيْمُ.
Allahu laa ilaha illaa huwal khayyul qoyyuumu, laa ta’khudzuhu sinatuw walaa naum, lahu maa fiis samaawaati wa maa fil ardh, man dzalladzii yasyfa’u ‘indahu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yukhiithuuna bisyaiin min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’,  wa si’a kursiyyuhus samawaati wal ardh, wa laa ya uuduhu khifzhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. (Q.S. Al Baqarah 2:255)

آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّه وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْناَ وَأَطَعْناَ غُفْراَنَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ.
Aamanar rosuulu bimaa unzila ilaihi min robbihi wal mu’minuun, kullun aamana billaahi wa malaa-ikatihi wa kutubihi wa rosulihi, laa nufarriku baina akhadim mir rasulihi wa qoo luu sami’naa wa atho’naa ghufroonaka robbanaa wa ilaikal mashiir.
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Q.S. Al Baqarah 2:285)
لاََ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ  قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ  تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنآ أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْناَ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa, lahaa maa kasabat wa ‘alaihaa maktasabat, robbanaa laa tu-aakhidnaa innasiinaa au akhto’naa, robbanaa wa laa takhmil ‘alainaa ishron kamaa khamaltahu ‘alal ladziina min qoblina, robbanaa wa laa tukhammilnaa maa laa thooqotalanaa bih, wa’fu ‘annaa, waghfrlanaa, warkhamnaa, anta maulaanaa fanshurnaa ‘alal qoumil kaafiriin.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir." (Q.S. Al Baqarah 2:286)



لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْت وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ  قَدِيْرٌ (3×)

Laa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. (3 x).
“Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia Yang menghidupkan dan mematikan. Dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu.

سُبْحَانَ اللَّه وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ,   اَللَّهُ  أَكْبَرُ (3×)

Sub-haanalloohi walhamdulillaahi walaa ilaaha illalloohu walloohu akbar. (3 x).
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيْم (3×)

Sub-haanalloohi wabihamdihii Sub-haanalloohil ‘azhiim. (3 x).
Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (3×)

Rabbanaghfir lanaa watub ‘alainaa innaka antat-tawwaabur rahiim (3 x).
Tuhan kami! Ampunilah dosa-dosa kami dan terimalah taubat kami, karena sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ (3×)

Alloohumma shalli ‘alaa muhammad, Alloohumma shalli ‘alaihi wasallim (3 x).
Ya Allah! Limpahkan rahmat ta’zhim kepada Muhammad. Ya Allah! Limpahkan rahmat ta’zhim dan salam sejahtera kepada beliau.
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (3×)

A’uudzu bikalimaatillaahit-taammaati min syarri maa kholaq (3 x).
Aku berlindung dengan perantaraan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan apa saja yang Dia ciptakan.
بِسْمِ اللَّهِ الّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ  وَ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (3×).

Bismillaahilladzii laa yadhurru ma’asmihii syai-un fil ardhi walaa fis-samaa-i wahuwas-samii’ul ‘aliim (3 x).
Dengan menyebut asma’ Allah yang dengan nama-Nya itu tidak membahayakan sesuatu pun di bumi dan tidak di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
رَضِيْنَا بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا (3×)

Rodhiinaa billaahi robbaa, wabil islaami diinaa, wabimuhammadin nabiyyaa (Dibaca 3 x).
Kami rela Allah Tuhan kami, Islam agama kami, dan Muhammad sebagai Nabi.

 بِسْمِ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّرُّ بِمَشِيْئَةِ اللَّهِ (3×)

Bismillaah, walhamdulillaah, walkhairu wasy-syarru bimasyii- atillaah (3 x).
Dengan menyebut asma’ Allah, seala puji bagi Allah, kebaikan dan keburukan adalah sesuai dengan kehendak Allah.
آمَنَّا بِاللَّهِ الْيَوْمِ اْلآخِرِ, تُبْنَا إِلَى اللَّهِ بَاطِنًاوَظَاهِرًا (3×)

Aamannaa billaahi wal yaumil aakhiri, tubnaa  ilalloohi baathinan wazhoohiron (Dibaca 3 x).
Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, kami bertaubat kepada Allah secara batin dan lahir.
يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِى كَانَ مِنَّا (3×)

Yaa robbanaa wa’fu ‘annaa wamkhulladzii kaana minnaa (3 x).
Wahai Tuhan kami! Ampunilah kami dan hapuskanlah dosa apa saja yang pernah kami lakukan.
يَاذَا الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ أَمِتْنَا عَلَى دِيْنِ اْلإِسْلاَمِ (3×)

Yaa dzal jalaali wal ikroom, amitnaa ‘alaa diinil islaam (7 x).
Wahai Tuhan Pemilik keagungan dan kemuliaan! Wafatkanlah kami dalam keadaan tetap beragama Islam.
يَاقَوِيُّ يَا مَتِيْنُ إكْفِ شَرَّ الظَّالِمِيْنَ (3×)

Yaa qawiyyu yaa matiin, ikfi syarrazh-zhoolimiin (3 x).
Wahai Yang Maha Kuat lagi Maha Kokoh! Lindungilah / selamatkanlah kami dari kejahatan orang-orang yang zhalim.
أَصْلَحَ اللَّهُ أُمُورَ الْمُسْلِمِيْنَ, صَرَفَ اللَّهُ   شَرَّ الْمُؤْذِيْنَ (3×)

Ashlahalloohu umuural muslimiin, shorofalloohu syarrol mu’dziin (Dibaca 3 x).
Semoga Allah memperbaiki semua urusan kaum muslimin. Semoga Allah menghindarkan mereka dari kejahatan para pengganggu.

يَاعَلِيُّ يَاكَبِيْرُ, يَاعَلِيْمُ يَاقَدِيْرُ, يَاسَمِيْعُ يَابَصِيْرُ, يَالَطِيْفُ يَاخَبِيْرُ (3×)

Yaa ‘aliyyu yaa kabiir, yaa ‘aliimu yaa qodiir, yaa samii’u yaa bashiir, yaa lathiifu yaa khobiir (3 x).
Wahai Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar! Wahai Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa! Wahai Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat! Wahai Yang Maha Lemah Lembut lagi Maha Mengamati.
يَافَارِجَ الْهَمِّ, يَاكَاشِفَ الْغَمِّ, يَامَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ (3×)

Yaa faarijal hammi, yaa kaasyifal ghomm, yaa man li’abdihii yaghfiru wayarham (Dibaca 3 x).
Wahai Yang Menghilangkan kesedihan! Wahai Yang Menghapus kesusahan! Wahai Tuhan Yang Mengampuni dan mengasihi hamba-Nya.
اَسْتَغْفِرُ اللَّهَ رَبَّ الْبَرَايَا, اَسْتَغْفِرُ اللَّهَ مِنَ الْخَطَايَا .(4×)

Astaghfirullooha rabbal baraayaa, astaghfi-rullooha minal khathaayaa (4 x).
Aku memohon ampunan kepada Allah, Tuhan Pencipta makhluk. Aku memohon ampunan kepada Allah dari segala dosa-kesalahan.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ (100×)
Laa ilaaha illallooh (100x).
Tiada tuhan selain Allah.

مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ وَرَضِيَ اللهُ تَعاَلَى عَنْ آلِ وَأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ بِإِحْسَانٍ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْناَ مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. (3×)

Muhammadun rasulallooh shollalloohu ‘alaihi wasallam, wasyarrofa wa karroma wa majjada wa ‘adldloma wa rodliyalloohu ta’aala ‘an aali waashkhaabi wa rosuulillaahi ajma’iin, wattaabi’iina biikhsaanin min yauminaa hadzaa ilaa yaumiddiin, wa ‘alainaa ma’ahum wafiihim birokhmatika yaa arkhamar rookhimiin. (3x)

Muhammad Rasulullah, Allah Mencucurkan Selawat dan Kesejahteraan keatasnya dan keluarganya. Moga-moga dipermuliakan, diperbesarkan, dan diperjunjungkan kebesarannya. Serta Allah Ta'ala meridhai sekalian keluarga dan sahabat Rasulullah, sekalian tabi'in dan yang mengikuti mereka dengan kebaikan dari hari ini sehingga Hari Kiamat, dan semoga kita bersama mereka dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih daripada yang mengasihani.

بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَـدٌ. اَللهُ الصَّمَـدُ. لَمْ يَلِـدْ وَلَمْ يٌوْلَـدْ. وَلَمْ يَكُـنْ لَهُ كُفُـوًا أَحَـدٌ(3×)
Surah Al-Ikhlas (3X)


Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Dialah Allah Yang Maha Esa; Allah Yang menjadi tumpuan segala permohonan; Ia tidak beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang sebanding dengan-Nya. 
بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ، مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ، وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ، وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد
Surah Al-Falaq
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad); “Aku berlindung dengan Tuhan yang menciptakan cahaya subuh, daripada kejahatan makhluk-makhluk yang Ia ciptakan; dan daripada kejahatan malam apabila ia gelap gelita; dan daripada (ahli-ahli sihir) yang menghembus pada simpulan-simpulan ikatan; dan daripada kejahatan orang yang dengki apabila ia melakukan kedengkiannya”.  




بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ، مَلِكِ النَّاسِ، إِلَهِ النَّاسِ،  مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ، اَلَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
Surah An-Nas
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku berlindung dengan Tuhan sekalian manusia. Yang Menguasai sekalian manusia, Tuhan yang berhak disembah oleh sekalian manusia, Dari kejahatan pembisik penghasut yang timbul tenggelam, Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia, dari kalangan jin dan manusia”.    






                                      اَلْفَاتِحَةَ
 إِلَى رُوحِ سَيِّدِنَا الْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ مُحَمَّد بِن عَلِيّ باَ عَلَوِي وَأُصُولِهِمْ وَفُرُوعِهِمْ وَكفَّةِ سَادَاتِنَا آلِ أَبِي عَلَوِي أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ.

Alfaatikhaata ilaa ruukhi sayyidinal faqiihil muqoddami mukhammadibni ‘ali ba’alawi wa ushuulihim wa furuu’ihim wakaffati saadaatinaa aali abii ‘alawi annallooha yu’li darojaatihim fiil jannah, wayanfa’unaabihim wa bi asroorihim fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.

Bacalah Al-fatihah kepada roh Penghulu kita al-Faqih al-Muqaddam, Muhammad ibn Ali Ba’alawi, dan kepada asal-usul dan keturunannya, dan kepada semua penghulu kita dari keluarga bani ‘Alawi, moga-moga Allah tinggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya mereka di dalam agama, dunia dan akhirat.
اَلْفَاتِحَةَ
إِلَى أَرْوَاحِ ساَدَاتِنَا الصُّوْفِيَّةِ أَيْنَمَا كَانُوا فِي مَشَارِقِ الأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا وَحَلَّتْ أَرْوَاحُهُمْ - أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَبِعُلُومِهِمْ وَبِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِ هِمْ، وَيُلْحِقُنَا بِهِمْ فِي خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ.
Alfaatikhaata ilaa arwaakhi saadaatinaash shuufiyyah, ainamaa kaanuu fii masyaariqil ardli wa maghooribiha wakhallat arwaakhuhum, annallooha yu’li darojaatihim fil jannah, wayanfa’unaa bihim wa bi’uluumihim wa biasroorihim wa anwaarihim, wa yulkhiqunaa bihim fii khoirin wa ‘aa-fiyat.

Bacalah al-fatihah kepada roh-roh Penghulu kita Ahli Ahli Sufi, di mana saja roh mereka berada, di timur atau barat, moga moga Allah tinggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dengan mereka, ilmu-ilmu mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya mereka, dan golongkan kami bersama mereka dalam keadaan baik dan afiah.
 اَلْفَاتِحَةَ
إِلَى رُوْحِ صاَحِبِ الرَّاتِبِ قُطْبِ الإِرْشَادِ وَغَوْثِ الْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ الْحَبِيْبِ عَبْدِ اللهِ بِنْ عَلَوِي الْحَدَّاد وَأُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ أَنَّ اللهَ يُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّة وَيَنْفَعُنَا بِهِمْ وَأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ بَرَكَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَالآخِرَةِ.
Alfaatikhaata ilaa ruukhi shookhibir rootibi quthbil irsyaadi wal bilaadil khabiibi ‘abdillah ibni ‘alawi al-khaddad, wa ushuulihi wa furuu’ihi, annallooha wayu’li darojatihim fil jannah, wayanfa’unaa bihim wa asroorihim wa anwaarihim wa barokaatihim fiiddiini waddunyaa wal aakhiroh

Bacalah fatihah kepada roh Penyusun Ratib ini, Qutbil-Irshad, Penyelamat kaum dan negaranya, Al-Habib Abdullah ibn Alawi Al-Haddad, asal-usul dan keturunannya, moga moga Allah meninggikan darjat mereka di syurga, dan memberi kita manfaat dari mereka, rahsia-rahsia mereka, cahaya dan berkat mereka di dalam agama, dunia dan akhirat.
اَلْفَاتِحَة
إِلَى كَافَّةِ عِبَادِ اللهِ الصّالِحِينَ وَالْوَالِدِيْنِ وَجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَنْ اللهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيَنْفَعُنَا بَأَسْرَارِهِمْ وبَرَكَاتِهِمْ


Alfatikhata ila kaffati ‘ibaadillahish shoolikhiin, wal waalidiini wajamii’il mu’miniina wal mu’minaat walmuslimiina walmuslimaat,
anallooha yaghfiru lahum wayarkhamuhum wayanfa’unaa biasroorihim wa barokaatihim

Bacalah Fatihah kepada hamba hamba Allah yang soleh, ibu bapa kami, mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, moga moga Allah mengampuni mereka dan merahmati mereka dan memberi kita manfaat dengan rahasia-rahasia dan barakah mereka.

(ويدعو القارئ):
Berdoalah disini apa yang di hajati. : 
اَلْحَمْدُ اللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه،
Alkhamdulillahi robbil ‘alamin khamdan yuwafii ni’amahu wayukaafi-u mazidah,
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam, segala puji pujian bagi-Nya atas penambahan nikmat-Nya kepada kami,
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وأَهْلِ بَيْتِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.
allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa mukhammadin wa ali baitihi washokhbihi wasallim,
moga moga Allah mencucurkan selawat dan kesehahteraan ke atas Penghulu kami Muhammad, ahli keluarga dan sahabat-sahabat baginda.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِحَقِّ الْفَتِحَةِ الْمُعَظَّمَةِ وَالسَّبْعِ الْمَثَانِيْ أَنْ تَفْتَحْ لَنَا بِكُلِّ خَيْر،
allahumma innaa nas-aluka bikhaqqil fatihatil mu’adhdhomati wasab’il matsaanii antaftakh lana bikulli khoir,
Wahai Tuhan, kami memohon dengan haq (benarnya) surah fatihah yang Agung, iaitu tujuh ayat yang selalu di ulang-ulang, bukakan untuk kami segala perkara kebaikan
وَأَنْ تَتَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِكُلِّ خَيْر، وَأَنْ تَجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْخَيْر، وَأَنْ تُعَامِلُنَا يَا مَوْلاَنَا مُعَامَلَتَكَ لأَهْلِ الْخَيْر،
wa an tatafadhdhola ‘alainaa bikulli khoir, wa antaj’alna min ahlil khoir, wa anta’amilnaa yaa maulaanaa mu’aamaltakal ahlil khoir,
dan kurniakanlah kepada kami segala kebaikan, jadikanlah kami dari golongan insan yang baik; dan peliharakanlah kami Ya tuhan kami. sepertimana Kamu memelihara hamba-hambaMu yang baik,
وَأَنْ تَحْفَظَنَا فِي أَدْيَانِنَا وَأَنْفُسِنَا وَأَوْلاَدِنَا وَأَصْحَابِنَا وَأَحْبَابِنَا مِنْ كُلِّ مِحْنَةٍ وَبُؤْسٍ وَضِيْر
wa antakhfadhonaa fii adyaaninaa wa anfusinaa wa aulaadinaa wa ashkhaabinaa wa akhbaabinaa minkulli mikhnati wabu’sin wadhiiriN
lindungilah agama kami, diri kami, anak anak kami, sahabat-sahabat kami, serta semua yang kami sayangi dari segala kesengsaraan, kesedihan, dan kemudharatan.
إِنَّكَ وَلِيٌّ كُلِّ خَيْر وَمُتَفَضَّلٌ بِكُلِّ خَيْر وَمُعْطٍ لِكُلِّ خَيْر يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن.

 innaka waliyun kulli khoir wa mutafadhdholun bi kulli khoir, wa mu’thin likulli khoir, yaa arkhamar rookhimiiin

Sesungguhnya Engkaulah Maha Pelindung seluruh kebaikan dan Engkaulah yang mengurniakan seluruh kebaikan dan memberi kepada sesiapa saja kebaikan dan Engkaulah yang  Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Amin Ya Rabbal Alamin.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوذُبِكَ مِنْ سَخَتِكَ وَالنَّارِ (3×).

Alloohumma innaa nas-aluka ridhooka wal jannah, wana’uudzu bika min sakhothika wannaar (3 x).
“Ya Allah! Kami memohon kepada-Mu ridha-Mu dan surga. Kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan api neraka.

يَاعَالِمُ السِّرِّ مِنَّا لاَ تَهْتِكَ السِّتْرَ عَنَّا, وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا وَكُنْ لَنَا حَيْثُ كُنَّا (3×).

Yaa ‘alimassirri minnaa laa tahtikissitra ‘annaa, wa’aafinaa  wa’fu ‘annaa, wakun lanaa khaitsu kunnaa (3 x). 

Wahai Yang Mengetahui rahasia-rahasia kami! Jangan Engkau robek-robek tirai kami. Berilah kami kesehatan-kesejahteraan dan maafkanlah kami. Jadilah Engkau bersama kami dimanapun kami berada.
(3×)  
JAZA ALLOOHU ‘ANNA SAYYIDANAA MUKHAMMADAN SHOLLALLOOHU ‘ALAIHI WASALLAMA MAHUWA AHLUH
Semoga Allah membalas daripada kami jasa penghulu kami Muhammad – semoga Allah mencucuri rahmat dan kesejahteraan ke atasnya – dengan sesuatu yang layak baginya.
يَاأَلَّلهُ بِهَا يَاأَلَّلهُ بِهَا يَاأَلَّلهُ بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ (3×).
Yaa Alloohu bihaa, Yaa Alloohu bihaa, Yaa Alloohu bikhusnil khootimah (3 x).
Ya Allah dengannya, yaa Allah dengannya, yaa Allah dengan husnul khatimah.
وَصَلىَّ الله عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Washal-lalloohu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa aalihii washah-bihii wasallam.

iklan