iklan banner

Jumat, 30 Maret 2018

FADZILAH ALQURAN SERTA DZIKIR DI LANGIT DAN DI BUMI


FADZILAH ALQURAN SERTA DZIKIR DI LANGIT DAN DI BUMI

عَنْ اَبِيْ ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَلَ : قَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( لِاَ بِىْ ذَرٍّ ) عَلَيْكَ بِتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ , وَذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فَاِنَّهُ ذِكْرٌ لَّكَ فِى السَّمَاءِ وَنُرٌ لَّكَ فِى الْاَرْضِ . ( وهو جزء من الحديث ) رواه البيهقى فى شعب الايمان٤/٢٤٢ .
‘ALAIKA BITILAWATIL QURAN WADZIKRILLAHI ‘AZZA WAJALLA, FAINNAHU DZIKRUN LAKA FIS SAMAA-I WA NUURUN LAKA FIL ARDHI

Dari Abu Dzar r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda (kepada Abu Dzar) “ Hendaknya kamu membaca al-Quran dan dzikir kepada Allah azza wajalla, karena sesungguhnya hal itu akan menjadikanmu diingat di langit dan cahaya bagimu di bumi.” (Bagian dari hadits yang panjang, diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam syu’aibul iiman IV/242)

FAEDAH :

Sebagian amalan yang sangat dianjurkan oleh baginda Nabi shollallahu alaihi wasallam adalah membaca alquran dan dzikrullah. Dua amalan yang dinasehatkan kepada sahabat Abu dzar oleh beliau untuk di lazimkan dan dicintai karena mengandung keutamaan yang besar.

Membaca Alquran dan Dzikrullah menjadikan orang yang mengamalkannya dengan penuh kecintaan dan keikhlasan, akan disebut-sebut dan dibagga-banggakan oleh Allah dikalangan para malaikat.

Sebagaimana digambarkan dalam hadits berikut :

Dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata: Mu’awiyah keluar menemui satu halaqah (kelompok orang yang duduk berkeliling) di dalam masjid, lalu dia bertanya,”Apa yang menyebabkan engkau duduk?” Mereka menjawab,”Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Dia bertanya lagi,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?” Mereka menjawab,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?” Dia berkata,”Sesungguhnya aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan (bohong, Pent.) kepadamu. Tidaklah ada seorangpun yang memiliki kedudukan seperti aku dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lebih sedikit haditsnya dariku. Dan sesungguhnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar menemui satu halaqah dari para sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya,’Apa yang menyebabkan engkau duduk?’.” Mereka menjawab,”Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Beliau bertanya lagi,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?” Mereka menjawab,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?” Beliau bersabda,”Sesungguhnya, aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan (bohong, Pent) kepadamu. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala membanggakanmu kepada para malaikat.” [HR Muslim, no. 2701].

Jika Allah SWT membanggakan amalan manusia kepada para malaikat, itu menandakan amalan kita diteria oleh-Nya, maka balasannya insyaa Allah berupa pengampunan atas dosa-dosa, kebutuhan kita dicukupi dengan rezeki yang tidak disangka-sangka. Doa-doa yang tak tertolak dan selalu dikabulkan Allah, serta kelak kita akan dimasukkan ke dalam surga.

Membaca Alquran dan Dzikrullah akan menjadi cahaya bagi orang yang mengamalkannya dengan penuh kecintaan dan keikhlasan. Hal ini sebagaimana yang Allah ta’ala firmankan :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا (174)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian bukti ke­benaran dari Tuhan kalian, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepada kalian cahaya yang terang ben­derang (Al-Qur’an). (Q.S. Annisa [4]:174)

Dalam tafsir Ibnu Katsir yang dimaksudkan NURON MUBINAN (cahaya yang terang benderang) Yaitu cahaya yang terang dan jelas menunjukkan perkara yang hak. Menurut Ibnu Juraij dan lain-lainnya, makna yang dimaksud ialah Al-Qur'an.

Dalam kehidupan dunia Cahaya adalah sumber keindahan, sumber kehidupan, sumber kebahagiaan. Manusia bisa melihat eloknya dunia karena ada cahaya yang meneranginya.  Ketika manusia sakit memudar cahaya dirinya sehingga pucat pasi. Kecantikan diri pun sirna seiring hilangnya nuur dalam dirinya.
                                                                                         
Cahaya Al-Quran adalah hidayah dari Sang Pencipta. Namun tidak seperti sinar matahari atau cahaya bulan yang dapat terhalang oleh sesuatu, seperti awan, gunung, bangunan, topi dll, cahaya Al-Quran tidak mungkin dihalangi dan terhalangi oleh apapun, kecuali oleh hati yang kotor penuh dengan kerak dosa dan penyakit jiwa (sombong, dengki, anfsu amarah dll.) Orang jahat yang senantiasa bergelimangan dosa dan kemaksiatan menyelimuti dirinya dengan dzulumat (kegelapan). Orang beriman yang banyak beramal sholeh akan terpancar cahaya kesholehannya.

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.(QS.Al-Baqarah(2):257).

Hati manusia itu sifatnya bagaikan cermin. Bila hati bersih maka pantulan cahayanya juga bersih. Dan bila hati kotor maka pantulan cahayanyapun kotor. Cahaya inilah yang memberi warna wajah dan tubuh kita. Cahaya kesolehan terpancar dari cahaya iman dan cahaya alquran yang merasuk dalam hatinya. Begitu kuatnya Cahaya alquran tidak hanya menyinari dirinya namun juga keluarga, masyarakat bahkan dunia sebagaimana para ambiya dan sholihin. Untuk memperkuat cahaya iman dan nuur kesholehan maka amalan yang hendaknya dicintai penuh kecintaan dan keikhlasan adalah Membaca Alquran dan Dzikrullah. Wallahu a’lam

iklan