iklan banner

Senin, 31 Desember 2018

BUKTI KESAMAAN AQIDAH WAHABI DENGAN AQIDAH YAHUDI


BUKTI KESAMAAN AQIDAH WAHABI DENGAN AQIDAH YAHUDI

Banyak yang tidak menyadari apa dan bagaimana sebenarnya akidah wahabi-salafi, orang-orang awam pada umumnya hanya mengetahui bahwa akidah mereka menetapkan sifat-sifat Allah yang ada dalam al-Quran dan menghindari takwil karena takwil bagi mereka adalah perbuatan Yahudi.

Apalagi orang-orang yang telah menjadi doktrin mereka atau tertarik ajaran mereka sebab topeng yang mereka gunakan dengan slogan kembali pada Al-Quran dan Sunnah dan menjauhi segala bentuk kesyirikan, maka sudah pasti akan melihat ajaran dan akidah mereka murni ajaran tauhid yang suci. Usaha keras untuk memberantas segala bentuk kesyirikan yang ada dan telah merata di seluruh permukaan bumi ini.

Tapi tidak bagi kaum muslimin yang memiliki pondasi Tauhid Ahlus sunnah waljama’ah, mereka akan mampu mengetahui dan melihat misi jahat yang diselipkan di belakang slogan itu. Seiring waktu berjalan, semakin terlihat, semakin terbongkar akidah wahabi-salafi yang sesungguhnya, semakin tercium dan tampak persamaan akidah wahabi-salafi dan Yahudi. Mereka secara lahir menampakkan pada kaum muslimin permusuhan pada Yahudi, tapi secara sembunyi berteman akrab dengan Yahudi.

Pada kali ini, saya akan bongkar untuk pembaca akidah wahabi-salafi yang sesungguhnya yaitu “ AKIDAH WAHABI-SALAFI ADALAH AKIDAH YAHUDI “.

Tidak perlu mengambil sumber dari kitab-kitab para ulama ahlus sunnah yang menceritakan tentang akidah wahabi. Jika di nukil dari para ulama ahlu sunnah tentang perkataan tasybih dan tajsim mereka, maka mungkin mereka masih bisa menolak dan mengelak, mereka akan mengatakan itu fitnah dan tuduhan yang tak berdasar pada syaikh-syaikh aswaja,  

Tapi akan ditampilkan dengan bukti-bukti kuat akurat yang bersumber dari kitab-kitab karya ulama mereka sendiri yang sudah mereka cetak, terutama Ibnu Taimiyyah, Muhammad bin Abdul Wahhab, ad-Darimi (bukan ad-Darimi sunni pengarang kitab sunan), Albani, Ibnu Utsaimin dan yang lainnya, Yang tak akan mampu mereka bantah.

Dibawah ini ditampilkan bukti-bukti kongkrit ini semata-mata hanya untuk suadara-saudaraku yang telah terpengaruh dengan akidah wahabi. Dan petunjuk hanyalah dari Allah Swt.

Jika masih ada wahabi yang membantah bukti dan penjelasan nyata ini, maka ibarat orang yang berusaha menutupi cahaya matahari yang terang benderang di sinag hari dengan segenggam tangannya

1. AKIDAH YAHUDI :

Di dalam naskah kitab Taurat yang sudah dirubah yang merupakan asas akidah Yahudi yang mereka namakan “ SAFAR AL-MULUK “ Al-Ishah 22 nomer : 19-20 disebutkan :

و قال فاسمع إذاً كلام الرب قد رأيت الرب جالسا على كرسيه و كل جند السماء وقوف لديه عن يمينه و عن يساره
Dan berkata “ Dengarkanlah, ucapan Tuhan.. aku telah melihat Tuhanku duduk di atas kursinya dan semua pasukan langit berdiri di hadapannya dari sebelah kanan dan kirinya.

Dalam kitab mereka yang berjudul “ SAFAR AL-MAZAMIR “ Al-Ishah 47 nomer 8 disebutkan :
الله جلس على كرسي قدسه
Allah duduk di atas kursi qudusnya “.

AKIDAH WAHABI-SALAFI

Di dalam kitab andalan wahabi-salafi yaitu Majmu’ al-Fatawa Ibnu Taimiyyah al-Harrani imam wahabi juz 4 halaman 374 :
إن محمدا رسول الله يجلسه ربه على العرش معه
“ Sesungguhnya Muhammad Rasulullah didudukkan Allah di atas Arsy bersama Allah “.

Di dalam kitab “ Syarh Hadits an-Nuzul “ halaman 400 cetakan Dar al-‘Ashimah disebutkan bahwasanya Ibnu Taimiyyah berkata :
فما جاءت به الأثار عن النبى من لفظ القعود و الجلوس فى حق الله تعالى كحديث جعفر بن أبى طالب وحديث عمر أولى أن لا يماثل صفات أجسام العباد
“ Semua hadits yang datang dari Nabi dengan lafadz qu’ud dan julus (duduk) bagi Allah seperti hadits Ja’far bin Abi Thalib dan hadits Umar, lebih utama untuk tidak disamakan dengan anggota tubuh manusia “.

Dalam halaman yang sama Ibnu Taimiyyah berkata :
إذا جلس تبارك و تعالى على الكرسي سمع له أطيط كأطيط الرحل الجديد
“ Jika Allah duduk di atas kursi, maka terdengarlah suara suara saat duduk sebagaimana suara penunggang bintang tunggangan karena beratnya ”

Kitab tersebut dicetak di Riyadh tahun 1993, penerbit Dar al-‘Ashimah yang dita’liq oleh Muhammad al-Khamis.

Di dalam kitab ad-Darimi (bukan ulama sunni al-Hafdiz ad-Darimi pengarang hadits sunan) halaman 73 disebutkan :
هبط الرب عن عرشه إلى كرسيه
“ Allah turun dari Arsy ke kursinya “

Kitab itu terbitan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah yang dita’liq oleh Muhamamd Hamid al—Faqiy.
Kitab ad-Darimi (al-wahhabu) ini dipuji-puji oleh Ibnu Taimiyyah dan menganjurkannya untuk dipelajari, sebab inilah wahabi menjadi taqlid buta. Tapi akidah mereka ini disembunyikan dan tidak pernah dipublikasikan ke khalayak umum.

Sekedar info : Lafadz duduk bagi Allah tidak pernah ada dalam al-Quran dan hadits.

2. AKIDAH YAHUDI :

Di dalam naskah Taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan “ Safar at-Takwin Ishah pertama nomer : 26-28 disebutkan :
و قال الله نعمل الإنسان على صورتنا على شبهنا… فخلق الله الإنسان على صورته على صورة الله خلقه ذكرا و أنثى خلقهم
“ Allah berkata ; “ Kami buat manusia dengan bentuk dan serupa denganku…lalu Allah menciptakan manusia dengan bentuknya, dengan bentuk Allah, dia menciptakan laki-laki dan wanita “.

AKIDAH WAHABI :

Di dalam kitab “ Aqidah ahlu Iman fii Khalqi Adam ‘ala shurati ar-Rahman “ karya Hamud bin Abdullah at-Tuajari syaikh wahabi, yang dicetak di Riyadh oleh penerbit Dar al-Liwa cetakan kedua, disebutkan dalam halama 16 :
قال ابن قتيبة: فرأيت في التوراة: إن الله لما خلق السماء و الأرض قال: نخلق بشرا بصورتنا
“ Berkata Ibnu Qathibah “ Lalu aku melihat di dalam Taurat : “ Sesungguhnya Allah ketika menciptakan langit dan bumi, Dia berkata : “ Kami ciptakan manusia dengan bentukku “.

Pada halaman berikutnya di halaman 17 disebutkan :
و في حديث ابن عباس: إن موسى لما ضرب الحجر لبني إسرائيل فتفجر و قال: اشربوا يا حمير فأوحى الله إليه: عمدت إلى خلق من خلقي خلقتهم على صورتي فتشبههم بالحمير ، فما برح حتى عوتب
“ Di dalam hadits Ibnu Abbas : “ Sesungguhnya Musa ketika memukul batu untuk Bani Israil lalu keluar air dan berkata : “ Minumlah wahai keledai, maka Allah mewahyukan pada Musa “ Engkau telah mencela satu makhluk dari makhlukku yang Aku telah ciptakan mereka dengan rupaku, lalu engkau samakan mereka dengan keledai “ Musa terus ditegor oleh Allah “.

Naudzu billah dari pendustaan pada Allah dan pada para nabi-Nya.

3. AKIDAH YAHUDI :

Disebutkan dalam kitab Yahudi yang mereka namakan “ Safar Khuruj “ ishah 19 nomer : 3-6 :
فناداه الرب من الجبل … فالآن إن سمعتم لصوتي و حفظتم عهدي
“ Maka Tuhan memanggil kami dari bukit….sekarang jika kalian mendengar suaraku dan menjaga janjiku “.

AKIDAH WAHABI :

Di dalam kitab “ Fatawa al-Aqidah “ karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin yang dicetak Maktabah as-Sunnah cetakan pertama tahun 1992 di Mesir, pada halaman 72 Ibnu Utsaimin berkata :
في هذا إثبات القول لله و أنه بحرف و صوت ، لأن أصل القول لا بد أن يكون بصوت فإذا أطلق القول
فلا بد أن يكون بصوت
“ Dalam hal ini dijelaskan adanya penetapan akan ucapan Allah Swt. Dan sesungguhnya ucapan Allah itu berupa huruf dan suara. Karena asli ucapan itu harus adanya suara.
Maka jika dikatakan ucapan, maka sudah pasti ada suara “.

4. AKIDAH YAHUDI :

Di dalam kitab taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan dengan “ SAFAR ISY’IYA “ Ishah 25 nomer 10, Yahudi berkata :
لأن يد الرب تستقر على هذا الجبل
“ Sesungguhnya tangan Tuhan istiqrar / menetap di gunung ini “

AKIDAH WAHABI :

dalam kitab Fatawa al-Aqidah karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin yang diterbitkan oleh Maktabah as-Sunnah cetakan pertama halaman 90, al-Utsaimin berkata :
و على كل فإن يديه سبحانه اثنتان بلا شك ، و كل واحدة غير الأخرى ، و إذا وصفنا اليد الأخرى بالشمال فليس المراد أنها أنقص من اليد اليمنى
“ kesimpulannya, sesungguhnya kedua tangan Allah itu ada dua tanpa ragu lagi. Satu tangannya berlainan dari tangan satunya. Jika kita sifatkan tangan Allah dengan sebelah kiri, maka yang dimaksud bukanlah suatu hal yang kurang dari tangan kanannya “.

5. AKIDAH YAHUDI :

Di dalam kitab Yahud “ Safar Mazamir “ Ishah 2 nomer : 4 disebutkan :
الساكن في السموات يضحك الرب
“ Yang tinggal di langit, Tuhan sedang tertawa “

AKIDAH WAHABI :

Di dalam kitab “ Syarh Hadits an-Nuzul “ cetakan Dar al-’Ashimah halaman 182, Ibnu Taimiyyah berkata :
أن الله فوق السموات بذاته
“ Sesungguhnya Allah itu di atas langit dengan Dzatnya “

Di dalam kitab “ Qurrah Uyun al-Muwahhidin “ karya Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab (cicit Muhammad bin Abdul wahhab), cetakan Maktabah al-Muayyad tahun 1990 cetakan pertama, halaman 263 disebutkan :
أجمع المسلمون من أهل السنة على أن الله مستو على عرشه بذاته…استوى على عرشه بالحقيقة لا بالمجاز
“ Sepakat kaum muslimin dari Ahlus sunnah bahwa sesungguhnya Allah beristiwa di Arsy dengan dzat-Nya…Allah beristiwa di atas Arsy secara hakekat bukan majaz “.

Dan masih segudang lagi akidah-akidah wahabi-salafi yang meyakiniTuhannya dengan sifat-sifat makhluk-Nya sebagaimana akidah Yahudi.

Dan jika di beberkan semuanya, maka akan menjadi lembaran yang sangat banyak. Cukup yang singkat sedikit ini membuktikan bahwa akidah wahabi-salafi yang sesungguhnya adalah akidah Yahudi

Wallahu a’lam

Senin, 15 Oktober 2018

syekh yusri rusydi jabr al hasani


SYEKH YUSRI RUSYDI JABR



Beliau adalah Syekh Yusri Rusydi Jabr al-Hasani, nasabnya berakhir di Sayyidina Hasan bin Ali ra, cucu Rasulullah Shallallahu `alaihi wa Sallam. Beliau berakidah Sunni mazhab Asy`ari dan dalam fikih bermazhab Syafi`I.

Lahir di Kota Kairo pada tanggal 23 September 1954. Kemudian masuk ke sekolah negeri hingga akhirnya diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo dan menjadi sarjana pada tahun 1978 dengan peringkat sangat baik. Kemudian mendapatkan gelar Magister dalam bidang Bedah Umum dan Bedah Vaskular dari universitas yang sama pada tahun 1983. Beliau kemudian mendapatkan gelar Doktor dalam bidang Bedah Umum pada tahun 1991 dan menjadi anggota Persatuan Dokter Bedah Internasional pada tahun 1992.

Beliau pun kemudian kembali menjadi mahasiswa di Universitas al-Azhar fakultas Syariah wa al-Qanun pada tahun 1992 dan mendapatkan gelar Lisence (strata satu) di jurusan Syariah Islamiah pada tahun 1997 dengan peringkat baik sekali.

BELAJAR AL-QURAN

Beliau memulai menghafal al-Quran dengan riwayat Hafs ketika menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Univ. Kairo, kepada Syekh Abdul Hakim bin Abdussalam Khatir (saat ini menjadi tim pentashih al-Quran di Madinah Munawwarah).

Kemudian beliau berhasil merampungkan hafalannya pada tahun 1985, kepada Syekh Muhammad Adam. Beliau juga menghafalkan kepada Syekh Muhammad Badawi al-Sayyid dengan sanad yang menyambung hingga ke Rasulullah.

GURU-GURU BELIAU

Beliau menghadiri majlis kitab al-Muwattha karya Imam Malik yang dibimbing oleh Syekh al-Hafiz al-Tijani pada tahun 1976 hingga 1978.

Beliau juga menghadiri majlis Syekh Muhammad Najib al-Muthi`I, penulis yang melengkapi kitab al-Majmu` Syarh al-Muhazzab.

Beliau menghadiri majlis Syekh Muhammad Najib al-Muthi`I pada tahun 1978 hingga 1981, mempelajari kitab Shahih Bukhari, Hasyiyah Qalyubi wa al-Umairah, Ihya Ulumuddin, dan mendapatkan ijazah darinya dalam bidang fikih dan hadis.

Beliau juga menghadiri majlis kitab Syamail Muhammadiyah milik Imam Tirmizi yang dibimbing oleh Syekh Abdullah bin Siddiq al-Ghumari al-Hasani pada tahun 1980 di masjid Rusydi di kota Dokki. Dan beliau mendapatkan sanad dalam kitab hadis ini yang menyambung kepada Imam Tirmizi.

Beliau terus menghadiri majlis Syekh Abdullah al-Ghumari hingga wafat pada tahun 1993.

Beliau juga menghadiri majlis Muwattha, dan kitab al-Luma` yang dibacakan oleh Syeikh Ali Jum`ah.

Beliau juga menghadiri majlis yang dibimbing oleh Syeikh Ali Jum`ah di masjid al-Azhar. Mengkaji kitab Waraqat dan Jam`ul Jawami`, dan juga mengikuti pengajian Shahih Bukhari, Sahih Muslim dengan sanad yang bersambung kepada mereka. Beliau juga sempat mengikuti sebagian pengajian kitab Sunan Abi Dawud, Muqaddimah Ibnu Shalah, Mughni al-Muhtaj, al-Asybah wa al-Nazair, Kharidah Bahiyah, Fathul Qarib dan beberapa kitab lain.

Di antara guru-guru beliau yang lain adalah:
·         Syekh Ahmad al-Mursi.
·         Syekh Ismail Shadiq al-Adawi.
·         Syekh Kamal al-Annani.
·         Nasr Farid Washil mantan Mufti Negara Mesir.
·         Syekh Zaki Ibrahim al-Hasani.
·         Syekh Muhammad bin Alawi al-Maliki.
·         Syekh Muhammad bin Abdul Baits al-Kattani.
·         Syekh Muhammad Hasan Utsman.
·         Syekh Habib Ali al-Jufri al-Husaini.
·         Muhamamad Rabi` al-Jauhari.
·         Dan para guru lain selama belajar di al-Azhar

SYAIKH ALI JUMAH


SYAIKH ALI JUM’AH


Beliau adalah Abu Ubadah Nuruddin Ali bin Jum`ah bin Muhammad bin Abdul Wahhab bin Salim bin Abdullah bin Sulaiman, al-Azhari al-Syafi`i al-Asy`ari. Beliau lahir di kota Bani Suef pada hari Senin 7 Jumadal Akhir 1371 H/3 Maret 1952 M.

Beliau terlahir dari keluarga yang terhormat. Ibunya adalah Fathiyah Hanim binti Ali bin `Id, seorang wanita yang dikenal berakhlak baik, selalu menjaga salat dan puasa sejak masuk usia balig. Ibunya meninggal dengan doa kepadanya dengan ilmu dan kebaikan. Ayahnya adalah Syeikh Jum`ah bin Muhammad, seorang ahli fikih lulusan dari Fakultas Hukum Universitas Kairo.

Syeikh Ali Jum`ah dibesarkan dalam didikan kedua orang tuanya, diajarkan tentang ilmu dan takwa, diajarkan akhlak dan kemuliaan. Sejak kecil telah terbiasa dengan banyaknya buku di perpustakaan ayahnya, bahkan hingga saat ini banyak dari buku warisan ayahnya masih tersimpan dengan baik di perpustakaan pribadi beliau.

Beliau memulai perjalanan intelektualnya pada umur lima tahun. Beliau mendapatkan ijazah madrasah ibtidaiyah pada tahun 1963 dan mendapatkan ijazah madrasah tsanawiyah pada tahun 1966 di kota Bani Suef. Di sana beliau menghafalkan al-Quran kepada beberapa syaikh hingga selesai pada tahun 1969.

Setelah menamatkan MTS pada tahun 1966, beliau berpindah ke kota Kairo bersama kakak perempuannya yang masuk ke Fakultas Arsitektur di Universitas Kairo. Syeikh Ali Jum`ah muda menamatkan jenjang pendidikan madrasah aliyah pada tahun 1969. Kemudian masuk ke Universitas `Ainu Syams dan mendapatkan gelar sarjana di fakultas perdagangan pada bulan Mei 1973.

Setelah mendapatkan gelar sarjana kemudian beliau belajar di al-Azhar, di sana beliau bertemu dengan para guru dan masyayikh. Kepada mereka beliau menghafal berbagai kitab ilmu-ilmu dasar, seperti kitab Tuhfatul Athfal dalam Ilmu Tajwid, kitab Alfiyah Ibnu Malik dalam Ilmu Nahwu, kitab al-Rahabiyah dalam Ilmu Waris, kitab al-Ghayah wa al-Taqrib dalam Ilmu Fikih, al-Mandzumah al-Bayquniyah dalam Ilmu Mustalah Hadis, dan beberapa ilmu dasar lain yang menjadi awal batu loncatan beliau dalam melangkah kepada jenjang yang lebih tinggi lagi.

Beliau mendapatkan gelar sarjana (License) dari Fakultas Dirasat Islamiyah wa al-`Arabiyah Universitas al-Azhar Kairo pada tahun 1979. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di kuliah pascasarjana Universitas al-Azhar Kairo di Fakultas Syari`ah wa al-Qanun dengan spesifikasi Usul Fikih hingga mendapatkan gelar Master pada tahun 1985 dengan peringkat cum laude. Kemudian beliau mendapatkan gelar Doktor pada bidang yang sama dari universitas yang sama pada tahun 1988 dengan peringkat summa cum laude. Di samping itu juga beliau selalu menghadiri majlis ilmu di masjid al-Azhar mempelajari berbagai macam cabang ilmu dari pengajian di sana.

Diantara Para Gusu Syaikh Ali Jum'ah :

1.      Syeikh Abdullah bin Siddiq al-Ghumari,
seorang pakar hadis pada zamannya, yang telah menghafal lebih dari lima puluh ribu hadis lengkap dengan sanadnya. Syeikh Ali Jum`ah membaca di hadapannya kitab Shahih Bukhari, kitab Muwattha Imam Malik, kitab al-Luma` fi Ushul Fiqh karya Imam Syairazi. Syeikh Abdullah al-Ghumari memberikan beliau ijazah dalam meriwayatkan hadis dan telah memberi beliau ijazah dalam berfatwa. Beliau juga menganjurkan para muridnya yang lain untuk mengambil ilmu dari Syeikh Ali Jum`ah dan menyatakan bahwa beliau adalah salah satu muridnya yang terpandai di Mesir.

2.      Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah,
seorang ulama yang terkenal dengan keluasan ilmunya pada saat itu. Kepadanya beliau membacakan kitab al-Adab al-Mufrad karya Imam Bukhari. Suatu saat Syeikh Ali Jum`ah melakukan penelitian ulang terhadap kitab Ushul Fiqh karya Syeikh Muhammad Abunnur Zuhair, dan beliau menuliskan ijazah yang beliau dapatkan dari Syeikh Muhammad Abunnur di dalam buku itu. Kemudian Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah berkata, “Kami terima ijazah buku ini darimu!”. Sebuah kehormatan yang besar bagi Syeikh Ali Jum`ah saat gurunya yang telah dikenal dengan keluasan ilmunya mengambil riwayat sebuah buku darinya.
Syeikh Muhamamd Abunnur Zuhair, Wakil Rektor Universitas al-Azhar, seorang pakar Usul Fikih dari Universitas al-Azhar, anggota lembaga fatwa. Kepadanya Syeikh Ali Jum`ah membacakan kitabnya Usul Fikih yang memiliki tebal empat jilid di rumahnya. Dan Syeikh Muhammad Abunnur telah memberinya ijazah untuk mengajar dan berfatwa.
Syeikh Jadurrabi Ramadhan Jum`ah, Dekan Fakultas Syariah wa al-Qanun Universitas al-Azhar saat itu, yang dikenal dengan sebutan “Syafi`i Kecil” karena keluasan ilmunya dan keahliannya dalam bidang fikih mazhab Imam Syafi`i. Syeikh Ali Jum`ah belajar fikih Syafi`i kepadanya, begitu juga belajar kitab al-Asybah wa al-Nazair tentang kaidah fikih karya Imam Suyuthi hingga beliau menghafalkannya. Syeikh Jadurrabbi suatu saat pernah berkata kepada Syeikh Ali Jum`ah di hadapan kawan-kawannya, “Penamu ini lebih baik dari penaku.”
Syeikh Jadulhaq Ali Jadulhaq, Syeikh al-Azhar yang juga memasukkannya ke dalam lembaga fatwa.

3.      Syeikh al-Husaini Yusuf al-Syeikh,
guru besar ilmu Syariah dan Usul Fikih di al-Azhar.
Syeikh Abdul Jalil al-Qaransyawi al-Maliki, guru besar Ilmu Fikih di al-Azhar.
Syeikh Abdul Aziz al-Zayyat. Dihadapannya membacakan kitab Mughni Muhtaj syarh al-Minhjad, kitab Fiqh madzhab Syafi'i

4.      Syeikh Muhammad Ismail al-Hamdani.
Syeikh Ahmad Muhammad Mursi al-Naqsyabandi.
Beliau pun dikabarkan pernah mengikuti majlis riwayat hadis yang diajar oleh Syeikh Yasin al-Fadani.

Diantara guru-guru lainnya yang mengambil ilmu secara umum dan mendapatkan ijazah dari mereka adalah :
- Syaikh Muhammad al-Hafidz al-Tijani, Syaikh Thoriqah Tijaniyah
- Syaikh Ibhrahim Abul Khasyab, pengajar Sastra di al-Azhar, penyair revolusi tahun 1919
- Syaikh Muhammad Mahmud Farghali, Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum
- Syaikh al-Sayyid Shalih 'Awadl, Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum
- Syaikh Ismail al-Zain al-Yamani al-Syafi'i
- Syaikh Muhammad Alwi al-Maliki
- Syaikh 'Awadl al-Zubaidi, al Makki
- Syaikh Shalih al-Ja'fari
- Syaikh Ahmad Hamadah al-Syafi'i al-Naqsyabandi, murid dari Syaikh Muhammad Amin al-Baghdadi
- Syaikh Muhammad Zakiyuddin Ibrahim al-Hanafi al-Syadzili

JABATAN 
Beliau pernah menjabat sebagai Grand Mufti Republik Arab Mesir dari 2003 sampai 2013, Anggota Majma' al-Buhuts al-Islamiyyah mulai tahun 2004 sampai sekarang, Anggota Majma' al-Fiqh dalam mu'tamar Islam di Jeddah, Guru besar Ushulul Fiqih kuliah Dirasat Islamiyyah wal Arabiyyah lil banin Universitas al-Azhar, Anggota Mu'tamar Fiqih Islam di India dan Sekjend Hai'ah Kibar Ulama (Dewan Ulama Senior Al Azhar) dan sebagainya.

KARYA
       
Diantara karya-karya beliau adalah :
1.      al-Mustalah al-Usuli wa al-Tatbiq ‘ala Tarif al-Qiyas / المصطلح الأصولي والتطبيق على تعريف القياس
2.      al-Hukm al-Shar’i 'inda al-Ushuliyyin / الحكم الشرعي عند الأصوليين
3.      Atsr Dhihab al-Mahal fi al-Hukm / أثر ذهاب المحـل في الحكم
4.      al-Madkhal li-Darasah al-Madhahib al-Fiqhiyyah / المدخل لدراسة المذاهب الفقهية الإسلامية
5.      'Alaqah Ushul al-Fiqh bi al Falasifah / علاقة أصول الفقه بالفلسفة
6.      al-Nashkh 'inda al-Ushuliyyin / النسخ عند الأصوليين 
7.      al-Ijma' inda al-Ushuliyyin / الإجماع عند الأصوليين
8.      'Aliyat al-Ijtihad / آليات الاجتهاد
9.      al-Imam al-Bukhari / الإمام البخاري\
10.  al-Imam al-Syafi’i wa Madrasatuhu al-Fiqhiyyah / الإمام الشافعي ومدرسته الفقهية
11.  al-Awamir wa al-Nawahi / الأوامر والنواهي
12.  al-Qiyas ‘ind al-Usuliyyin / القياس عند الأصوليين
13.  Qaul al-Shahabi / قول الصحابي
14.  al-Makayil wa al-Mawazin / المكاييل والموازين
15.  al-Thariq ila al-Turats al-Islami / الطريق إلى التراث
16.  al-Kalim al-Tayyib vol. 1 / الكلم الطيب.. فتـاوى عصرية
17.  al-Kalim al-Tayyib vol. 2 / الكلم الطيب.. فتـاوى عصرية
18.  al-Din wa al-Hayah / الدين والحياة.. فتاوى معاصرة
19.  al-Jihad fi al-Islam / الجهاد في الإسلام
20.  Syarh Ta'rif al-Qiyas / شرح تعريف القياس
21.  al-Bayan limaa Yughsyalu al-Adzhan / البيان لما يشغل الأذهـان.. 100 فتـوى
22.  Sayyidina Muhammad Rasulillah lil-Alamin / سيدنا محمد رسول الله للعالمين
23.  Simat al-'Ashr / سمات العصر.. رؤية مهتم
24.  al-Fatawa wa Dar al-Ifta al-Mishriyah / الفتوى ودار الإفتاء المصرية
25.  Fatawa al-Imam Muhammad 'Abduh / فتـاوى الإمام محمد عبده (اعتنى بجمعه واختياره وقدم لـه
26.  Haqiqatul Islam / حقائق الإسلام في مواجهة شبهات المشككين (بالاشتراك
27.  Qadliyah Tajdid Ushul al-Fiqh / قضيـة تجديد أصول الفقه
28.  Sabilal Mubtadi-in / سبيل المبتدئين شرح منازل السائرين
29.  Al Wahyu / الوحي – القرآن الكريم
30.  al-Thoriq ila Allah / الطريق إلى الله
31.  al-Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam / النبي صلي الله عليه وسلم
32.  Taisir al-Nahj / تيسير النهج في شرح مناسك الحج
33.  al-Mar’ah fi al-Hadarah al-Islamiyyah / المرأة في الحضارة الإسلامية
34.  Qadhiyah Tajdid Ushul al-Fiqh / قضايا المرأة في الفقه الإسلامي
35.  al Mar'ah baina Inshaf al-Islam wa Syubuhat al-Akhr / المرأة بين إنصاف الإسلام وشبهات الآخر
36.  Dan masih banyak lagi


Syekh Usamah Sayyid al-Azhari, salah seorang murid setia beliau menuliskan: “Beliau (semoga Allah meridhainya) datang ke masjid al-Azhar selepas terbit matahari, kemudian duduk di sana membuka pelajaran hingga tiga jam lebih setiap harinya. Mengajarkan berbagai macam cabang ilmu dari hadis, usul fikih, fikih, qiraah, dan berbagai cabang ilmu lain.”

“Allah telah menghidupkan kembali ilmu dan majlis ilmu di al-Azhar melalui beliau. Di al-Azhar kembali dibacakan buku-buku hadis, fikih, usul fikih, bahasa arab.”

“Setelah lama saya memperhatikan kecerdasan dan pemahaman beliau, saya melihat kemampuan beliau yang luar biasa dalam menyelesaikan permasalahan kontemporer dan kemampuannya dalam mengklarifikasinya terhadap pendapat-pendapat para ulama.”

Biografi yang lebih lengkap tentang perjalanan Syeikh Ali Jum`ah dalam mencari ilmu, mengajarkan ilmu, dan menghidupkan majlis ilmu di al-Azhar ditulis oleh murid beliau Syeikh Usamah Sayyid al-Azhari dalam kitab Asanid al-Mashriyyin.


iklan