iklan banner

Rabu, 29 November 2017

SIKAP NABI TERHADAP NON MUSLIM



SIKAP NABI TERHADAP NON MUSLIM

Allah Ta’ala memerintahkan Nabi untuk memberikan perlindungan kepada orang kafir yang meminta perlindungan kepada beliau.

وَإِنْ أَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَعْلَمُونَ
“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS: At-Taubah [9]: 6).

Memaparkan ayat tersebut Ibn Katsir menulis bahwa ayat tersebut menjadi acuan Nabi dalam memperlakukan orang kafir atau musyrik yang ingin mendapatkan perlindungan, entah statusnya sebagai orang yang ingin bertanya ataupun sebagai utusan dari orang-orang kafir.

Hal itulah yang dilakukan serombongan kafir Quraisy yang terdiri dari ‘Urwah bin Mas’ud, Mukriz bin Hafsh, Suhail bin ‘Amr dan lain-lain. Satu persatu dari orang-orang musyrik itu menghadap Nabi memaparkan permasalahannya, sehingga mereka mengetahui bagaimana kaum Muslimin mengagungkan Nabi.

“Sebuah pemandangan mengagumkan yang tidak mereka jumpai pada diri raja-raja di masa itu. Mereka pulang kepada kaumnya dengan membawa berita tersebut. Peristiwa ini dan peristiwa semisalnya merupakan faktor terbesar masuknya sebagian besar mereka ke dalam agama Islam,” tulis Ibn Katsir.

Dan, seperti terdorongnya orang kafir masuk Islam tersebut, begitulah yang terjadi pada kategori pertama dan kedua dalam bahasan akhlak Nabi terhadap orang kafir. Akhlak Nabi adalah dakwah sejati, yang penerapannya bisa menggugah hati mendapat hidayah Ilahi.

Nabi bersabda, “Tiada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal) seorang mukmin pada hari Kiamat melebihi akhlak baik. Sesungguhnya, Allah membenci perkataan keji lagi jorok.” (HR. Tirmidzi).

Dengan demikian, tenang dan santunlah kepada siapapun, termasuk kepada orang kafir. Kecuali orang kafir yang sudah mengancam jiwa dan bermaksud buruk terhadap agama kita, maka bersikap tegas terhadapnya adalah respon yang paling tepat untuk diberikan.

Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan